Rabu, 16 Juli 2008

Lance Amstrong


Tahu Tour de France? Itu adalah lomba balap sepeda paling bergensi di dunia. Jika Anda tahu ajang balap ini, maka Anda juga pasti sangat mengenal sosok bernama Lance Armstrong. Ya, Lance merupakan juara tujuh kali berturut-turut Tour de France dari tahun 1999-2005. Tapi, bukan soal prestasinya itu saja yang hebat. Perjuangannya melawan penyakit yang mematikan-kanker-dan bahkan divonis tak kan sembuh, justru menjadi sebuah prestasi yang jauh lebih luar biasa pria asal Texas Amerika ini.

Kiprah Lance Edward Gunderson di dunia balap sepeda penuh dengan liku-liku. Pada awal tahun 1990-an, Lance memasuki dunia balap profesional. Awal jadi pembalap profesional, ia tertinggal jauh di belakang sang juara. Lance terpaut hingga 27 menit di belakang sang juara pertama. Sungguh, permulaan yang kurang berkesan bagi Lance. Namun, karena kekalahan itulah, ia justru terpacu untuk memberi porsi latihan melebihi yang biasa dilakukannya. Ia bertekad untuk memperbaiki catatan waktunya.

Satu-satunya yang ada di benak Lance adalah bagaimana bisa mencapai kemenangan. Dengan gigih ia berlatih untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Ia selalu kritis menganalisis setiap kegagalan yang dialaminya. Kegagalannya dijadikan pelajaran berharga bagi dirinya. Porsi latihan terus ditambahnya sendiri sehingga ia bisa terus meningkatkan kemampuannya. Usaha itu segera berbuah manis. Tahun 1993 Lance berhasil mencatat kemenangan di beberapa turnamen balap sepeda.

Saying, di tengah perjalanan mencapai puncak karier, ayah dari tiga anak ini harus menerima kenyataan yang tidak menyenangkan. Lance divonis menderita kanker testis. Dan, parahnya, penyakit itu didiagnosis sudah menjalar hingga ke paru-paru dan otaknya. Harapan memperoleh kesembuhan menurut dokternya sangat tipis. Tapi, sebagai seorang pria bermental juara, Lance tak menyerah. Ia tak patah semangat dan segera menjalani berbagai operasi dan kemoterapi untuk menyelamatkan hidup dan kariernya.

Harapannya untuk sembuh sangat besar. Lance bertekad ingin menjadi juara sejati, dalam dunia balap sepeda dan untuk mengatasi penyakitnya. Tentu, keinginan tersebut sempat diragukan banyak orang. Sebab, untuk menjadi juara, seorang atlet butuh stamina prima, sedangkan Lance justru sedang dalam kondisi kritis. Namun, ia tidak peduli apa penilaian orang lain.

Terbukti kerja kerasnya berbuah manis. Setelah perjuangannya melawan kanker berhasil diatasinya-hanya berselang 18 minggu kemudian-Lance berhasil menjuarai Tour de France untuk kali pertama, yakni pada tahun 1999.

Menurut Lance, penyakit kanker tersebut telah banyak memberikan pelajaran berharga bagi hidupnya. Dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang disekitarnya menjadikan dirinya tegar untuk melawan penyakit, sekaligus untuk meraih impiannya menjadi juara Tour de France.

Ajang balap Tour De France pada tahun 2005 menjadi ajang balap sepeda terakhir baginya. Namun, itu tak berarti ia pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya. Lance bertekad menularkan semangat juaranya kepada generasi muda dengan mengadakan Lance Armstrong Junior Olympic Series. Ia membimbing atlet-atlet muda berbakat agar bisa meraih prestasi internasional. Selain itu, Lance juga ingin berbagi dengan para penderita kanker lainnya dengan menjadi pembicara di berbagai acara. Ia mendirikan Lance Aemstrong Foundation, sebuah lembaga non-profit yang didedikasikan untuk para penderita kanker.

Karier yang dirintis selama 14 tahun oleh Lance berbuah sangat manis. Tujuh gelar juara berurut-turut di ajang Tour de France dibukukan olehnya. Penyakit kanker yang dideritanya dijadikan pengalaman hidup yang paling berharga. Tidak menyerah pada keadaan membuat dirinya mampu bertahan dan melewati berbagai rintangan untuk meraih gelar juara. Inilah gambaran mental seorang juara sejati yang patut kita jadikan contoh nyata untuk meraih kemenangan dalam kehidupan.

Berikan Kail, Bukan Ikan


Ada satu pernyataan dari Konfusius, kalau Anda kasih ikan pada seorang, dia akan kenyang dalam sehari. Kalau anda memberi tahu cara memancing, anda bisa membuat orang kenyangnya selama-lamanya. Apa yang anda lakukan kepada team anda? Kail seperti apa yang anda berikan? Apakah karyawan anda mempelajari cara memancing banyak customer? Bagaimana memimpin team Anda agar lebih solid dan mampu menyelsaikan permasalahan customer denghan solusi terbaik?Saya mencuplik percakapan saya dengan salah satu client yang memiliki problem klasik.
Client: Coach saya bingung, anak buah saya udah dikasih tahu cara melayani custommer tapi koq masih tanya melulu. Sampai bosan rasanyaCoach: Apa yang belum maksimal menurut bapak?
Client: Mereka hanya fokus dengan yang saya minta, tanpa mau mengembangkan kreatifitas saat ada masalah dengan customer. Akhirnya saya juga yang harus turun tangan.
Coach: Prinsip-prinsip apa yang bapak ajarkan kepada team bapak saat melayani customer?Client: Mungkin, saya tidak mengajarkan prinsip sama sekali, ada ide coach?
Coach: Salah satu prinsip yang diajarkan seorang Keith Cunningham, mentor Brad Sugars dan Robert T Kiyosaki dalam memanage team beliau, dia mengajarkan 3 prinsip: 1. Do the right thing, 2. Do the best you can, 3. Show that you care , lakukan apa yang menurut anda terbaik, lakukan sebaik-baiknya, perlihatkan bahwa anda peduli. Menurut bapak pelajaran apa yang bisa bapak ambil dari prinsip-prinsip ini?
Client: Seharusnya saya memberikan prinsip bukan aturan main yang semakin hari semakin sulit diikuti. Pantas saya kehabisan waktu untuk menjawab kasus kasus yang seharusnya bisa ditangani oleh team.
Coach: Kalau bapak melihat bisnis ini seperti negara, menurut bapak apa prinsip-prinsip utama yang harus dipegang setiap warga negaranya?
Client: Hmmm... kalau di Indonesia kan ada Pancasila, itu betul ngga?
Coach: Betul sekali, pak!
Client: Wah, kalo begitu apa sila-sila dalam menggarap customer saya. Apa yang harus dipegang oleh team saya agar mereka mengingat bahkan menghormati sila-sila tersebut. Begitu coach?
Coach: Absolutely!
Client: Thank's Coach, saya bisa segera terapkan prinsip ini di bisnis saya.

Saudaraku, sering kita sibuk dengan aktifitas dan melupakan dasar yang tidak kalah pentingnya dengan omset itu sendiri. Tanpa prinsip, negara akan kacau. Prinsip membuat manusia termotivasi untuk membela diri, membela negara dan mempersatukan keluarga.
Prinsip, nilai-nilai dan kode etik apa yang anda miliki untuk mempertahankan semangat team anda?

Memilih Hidup Sekali Lagi


Dikisahkan, Tuhan setiap saat mendengar keluh kesah, ketidakpuasan, dan penderitaan dari manusia ataupun dari makhluk lain ciptaan-Nya. Pada suatu ketika, Tuhan ingin sekali tahu bagaimana jika semua makhluk tersebut diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi, ingin menjadi apakah masing-masing dari mereka? Maka, Tuhan pun bertanya kepada semua makhluk ciptaan-Nya.

Saat itu, tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi kucing. Enak jadi kucing, dia bisa bebas merdeka berada di dapur, disediakan makanan, susu, dan dielus-elus oleh manusia."

Kucing pun dengan sigap menjawab, "Kalau bisa memilih, aku ingin jadi tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah membuat orang serumah kewalahan, dan tikus bahkan bisa mencuri makanan yang tidak bisa aku santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus."

Saat pertanyaan yang sama disampaikan ke ayam, ayam menjawab, "Pasti aku ingin menjadi seekor elang. Lihatlah langit di atas sana, elang tampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri, ingin menjadi seperti dirinya. Tidak seperti diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung dan tidak memiliki kebebasan sama sekali."
Sebaliknya, si elang segera menjawab, "Aku mau menjadi seekor ayam. Ayam tidak perlu bersusah payah terbang kesana-kemari untuk mencari mangsa. Setiap hari sudah disediakan makanan oleh petani, diberi suntikan untuk mencegah penyakit, dan ayam begitu terlindung di dalam kandang yang nyaman, bebas dari hujan dan panas."

Saat pertanyaan yang sama diberikan pada manusia, ternyata perempuan dan lelaki pun memberikan jawaban yang beda. Si perempuan menjawab, "Saya ingin menjadi laki-laki. Pemimpin besar dan yang hebat-hebat adanya pasti di dunia laki-laki, Menjadi perempuan sangatlah menderita, harus selalu melayani, bertarung nyawa melahirkan anak, kemudian membesarkan mereka, ini adalah pekerjaan yang sangat melelahkan."

Kaum lelaki pun tak urung ikut menjawab, "Aku mau jadi perempuan. Halus budi bahasanya, tidak perlu bekerja keras menghidupi keluarga, selalu disayang, dilindungi dan dimanjakan. Ingat, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang perempuan, surga saja ada di bawah telapak kaki ibu atau perempuan."

Setelah mendengar semua jawaban para mahluk ciptaan-Nya, Tuhan pun memutuskan tidak memberi kesempatan untuk memilih lagi. Maka, setiap makhluk akan kembali menjadi makhluk yang sama.


Sahabat-sahabatku,
Ada pepatah yang mengatakan, "Rumput tetangga selalu lebih hijau dibandingkan dengan rumput di kebun sendiri." Hal tersebut sejalan dengan kisah di atas. Memang, tak bisa dimungkiri jika manusia kadang justru lebih sering memikirkan kelebihan, kebahagiaan, dan kesuksesan orang lain. Hal ini membuat orang acap kali mengabaikan apa yang sudah dimilikinya. Tak heran, jika pikiran selalu dipenuhi dengan perasaan tersebut, maka hidup akan selalu menderita akibat terbiasa selalu membanding-bandingkan. Padahal, tahukah kita jika orang yang kita pikirkan justru mungkin berpikir sebaliknya?

Maka, dengan mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang kita miliki adalah kebijaksanaan. Dan, bisa ikut berbahagia melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang lain adalah kekayaaan mental.

Mari, cintai apa yang kita miliki, hidup pasti akan lebih berarti. Maka, kita akan bisa menyongsong kegembiraan dan kebahagiaan sejati.

Bersyukur dan Berjuang


Alkisah, di beranda belakang sebuah rumah mewah, tampak seorang anak sedang berbincang dengan ayahnya. "Ayah, nenek dulu pernah bercerita kepadaku bahwa kakek dan nenek waktu masih muda sangat miskin, tidak punya uang sehingga tidak bisa terus menyekolahkan ayah. Ayah pun harus bekerja membantu berjualan kue ke pasar-pasar," tanya sang anak. "Apa betul begitu, Yah?"

Sang ayah kemudian bertanya, "Memang begitulah keadaannya, Nak. Mengapa kau tanyakan hal itu anakku?"

Si anak menjawab, "Aku membayangkan saja ngeri Yah. Lantas, Apakah Ayah pernah menyesali masa lalu yang serba kekurangan, sekolah rendah dan susah begitu?"

Sambil mengelus sayang putranya, ayah menjawab, "Tidak Nak, ayah tidak pernah menyesalinya dan tidak akan mau menukar dengan apapun masa lalu itu. Bahkan, ayah mensyukurinya. Karena, kalau tidak ada penderitaan seperti itu, mungkin ayah tidak akan punya semangat untuk belajar dan bekerja, berjuang dan belajar lagi, hingga bisa berhasil seperti saat ini."

Mendapat jawaban demikian, si anak melanjutkan pertanyaannya, "Kalau begitu, aku tidak mungkin sukses seperti Ayah dong?"

Heran dengan pemikiran anaknya, sang ayah kembali bertanya, "Kenapa Kau berpikir tidak bisa sukses seperti ayah?"

"Lho kata Ayah tadi, penderitaan masa lalu yang serbasusah lah yang membuat Ayah berhasil. Padahal aku dilahirkan dalam keluarga mampu, kan ayahku orang sukses," ujar si anak sambil menatap bangga ayahnya. "Ayah tidak sekolah tinggi, sedangkan Ayah menyuruhku kalau bisa sekolah sampai S2 dan menguasai 3 bahasa, Inggris, Mandarin dan IT. Kalau aku ingin sukses seperti Ayah kan nggak bisa dong. Kan aku nggak susah seperti Ayah dulu?"

Mengetahui pemikiran sang anak, ayah pun tertawa. "Hahaha, memang kamu mau jadi anak orang miskin dan jualan kue?" canda ayah.

Digoda sang ayah, si anak menjawab, "Yaaaah, kan udah nggak bisa memilih. Tapi kayaknya kalau bisa memilih pun, aku memilih seperti sekarang saja deh. Enak sih, punya papa mama baik dan mampu seperti papa mamaku hehehe."

Sang ayah lantas melanjutkan perkataannya, "Karena itulah, kamu harus bersyukur tidak perlu susah seperti ayah dulu. Yang jelas, siapa orangtua kita dan bagaimana keadaan masa lalu itu, kaya atau miskin, kita tidak bisa memilih, ya kan? Maka, ayah tidak pernah menyesali masa lalu. Malah bersyukur pada masa lalu yang penuh dengan penderitaan, dari sana ayah belajar hanya penderitaan hidup yang dapat mengajarkan pada manusia akan arti keindahan dan nilai kehidupan. Yang jelas, di kehidupan ini ada hukum perubahan yang berlaku. Kita bisa merubah keadaan jika kita mau belajar, berusaha, dan berjuang habis-habisan. Tuhan memberi kita segala kemampuan itu, gunakan sebaik-baiknya. Dimulai dari keadaan kita saat ini, entah miskin atau kaya. Niscaya, semua usaha kita diberkati dan kamu pun bisa sukses melebihi ayah saat ini. Ingat, teruslah berdoa serta berusaha. Belajar dan bekerjalah lebih keras dan giat. Maka, cita-citamu akan tercapai."

Saudaraku,
Pikiran manusia tidak mungkin mampu menggali dan mengetahui rahasia kebesaran Tuhan. Karena itu, sebagai manusia (puk nen sien cek) kita tidak bisa memilih mau lahir di keluarga kaya atau miskin. Kita juga tak bisa memilih lahir di negara barat atau di timur dan lain sebagainya.

Maka, jika kita lahir di keluarga yang kaya, kita harus mampu mensyukuri dengan hidup penuh semangat dan bersahaja. Sebaliknya, jika kita terlahir di keluarga yang kurang mampu, kita pun harus tetap menyukurinya sambil terus belajar dan beriktiar lebih keras untuk memperoleh kehidupan lebih baik. Sebab, selama kita bisa bekerja dengan baik benar dan halal, Tuhan pasti akan membantu kita! Ingat, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, tanpa orang itu mau berusaha merubah nasibnya sendiri.
Terus berjuang, raih kesuksesan!

ACTION IS POWER


Perjalanan seribu mil dimulai dengan langkah pertama. Pesan moral dari kata kata mutiara pendek ini adalah tindakan. Memang benar tindakan adalah kekuatan! Action is power!

Kita mungkin punya sebongkah impian indah, segudang rencana, setumpuk ide cemerlang, tetapi semua itu tidak akan menghasilkan apapun, jika kita tidak berani memulai dengan langkah pertama.

Hal ini mengingatkan saya pada ciri-ciri manusia yang menurut saya ada empat tipe tentang teori dan praktek.

Tipe pertama, yaitu orang yang tidak punya teori sekaligus tidak praktek.
Orang seperti ini tidak memiliki semangat dan tidak mau belajar. Kehidupannya tanpa tujuan, tanpa gairah. Hidup hanya dijalani ala kadarnya. Inilah pilihan orangâ€"orang gagal. Mungkin tipe ini menjadi bagian terbesar dari sebuah masyarakat yang tertinggal.

Tipe kedua, orang yang punya teori tetapi tidak praktek.
Inilah tipe orang yang senang mengumpulkan serta menyerap berbagai macam teori. Namun sayang, segudang teori yang dimilikinya, tidak mampu dipraktekan dengan tindakan nyata. Jadi, yang ada hanya teori kosong alias NATO, No Action Theori Only!

Tipe ketiga, yaitu orang yang tidak punya teori tetapi mampu praktek.
Mampu menjalankan seperti yang diteorikan orang lain. Inilah tipe orang yang berorientasi pada tindakan, mau belajar dari pengalaman, teori, maupun kebijaksanaan orang lain. Tipe orang ketiga ini mungkin pada awal melangkah akan mengalami berbagai macam gangguan, kesulitan, bahkan kegagalan. Namun dia menyadari semua itu harus dihadapi sebagai pembelajaran dan pematangan mental. Di sinilah letak para otodidak sejati yang belajar melalui keberanian tindakan.

Tipe keempat, orang yang punya teori sekaligus mampu memprakteknya.
Sudah pasti tipe ini adalah orang yang mantap dan matang mentalnya, karena tertempa oleh banyaknya problem kehidupan yang mampu dikendalikan dan diatasi. Inilah tipe orang sukses yang paling ideal. Tipe orang yang optimis, punya visi, sekaligus berani melangkah.

Ingin menjadi type yang manakah Anda? Semua pilihan tergantung di tangan Anda. Life is not theory. Life is action! Hidup bukanlah teori. Hidup adalah aksi! Sing tung ciu she lik liang! Action is power! Tindakan adalah kekuatan !!!

Seribu langkah dimulai dengan langkah pertama.

KISAH SEORANG GURU DAN DUA ORANG MURIDNYA


Alkisah di negeri hidup seorang guru silat yang sudah sangat tua.Ia mempunyai dua murid yang masing-masing memiliki tingkat keseriusan, semangat, dan keuletan belajar silat yang sama.
Untuk mewariskan perguruannya, ia harus memilih yang terbaik dari keduanya.
Pertandingan di antara mereka pun dilakukan. Namun, beberapa kali adu kekuatan selalu berakhir dengan seimbang. Mereka ternyata mampu menyerap ilmu yang sama dari si guru silat. Selain itu, keduanya juga sering berlatih bersama-sama sehingga masing-masing sudah mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Untuk mengetahui mana di antara mereka yang lebih baik dan lebih cerdik, guru tersebut terpaksa menggunakan cara lain.

Suatu tengah malam, guru tersebut memanggil kedua muridnya dan memberi mereka tugas,
"Besok pagi kalian pergilah ke hutan mencari ranting pohon. Siapa yang pulang dengan hasil yang terbanyak, dialah yang keluar sebagai pemenang."

Sambil menarik napas panjang sang guru memperhatikan kedua muridnya yang sedang mendengarkan dengan serius kemudian ia melanjutkan,
"Waktu yang tersedia untuk kalian adalah jam lima pagi sampai jam lima sore."
Kemudian guru tersebut mengambil sesuatu dari bawah meja dan berkata,
"Ini adalah dua bilah parang yang dapat kalian gunakan, ada pertanyaan?"

Karena merasa tugas yang diembankan kepada mereka mudah, mereka pun serempak menjawab,
"Tidak."
"Baiklah kalau begitu, sekarang, kalian cepatlah beristirahat dan besok bangun lebih pagi," Nasihat sang guru.

Mendapat tugas yang baru ini, di benak murid yang pertama langsung terbayang bahwa keesokan harinya ia harus bekerja lebih keras dan lebih serius karena waktunya terbatas. Ia terlalu terfokus pada waktu, yakni harus berangkat jam5 tepat , tidak boleh kurang satu detik pun dan pulang jam 5 sore , tidak boleh lebih. Setelah yakin dengan waktunya, ia pun pergi tidur.
Dengan tugas yang sama, murid kedua lebih terfokus pada pekerjaan yang harus dilakukannya. Ia langsung memeriksa parang yang disediakan oleh gurunya, dan ternyata parang tersebut adalah parang tua yang sudah tumpul.

Maka, ia pun memutuskan, besok sebelum berangkat ia akan mencari batu asah untuk mengasah parangnya agar menjadi tajam dan siap digunakan. Dengan parang yang lebih tajam, hasil yang sama dapat diperoleh dengan upaya yang lebih sedikit,pikirnya.

Tantangan kedua yang terbayang di benaknya adalah bagaimana cara membawa ranting pohon lebih banyak secara efisien dan efektif ? Sementara temannya sudah tertidur lelap, ia masih mondar-mandir di depan kamarnya, memikirkan cara terbaik untuk membawa ranting dengan jumlah lebih banyak. Setelah berpikir cukup lama dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan, ia memutuskanuntuk menyiapkan tali pengikat dan tongkat pikulan sebelum berangkat keesokan harinya.
Dengan memikul ranting menggunakan tongkat pikulan. Paling tidak, ia bisa membawa dua ikat besar ranting-satu di depan dan satu lagi dibelakang , itu berarti dua kali lipat lebih banyak dibandingkan memanggulnya.Dengan perasaan puas, ia pun pergi tidur.

Keesokan harinya, murid pertama yang sudah berencana akan bekerja kera , ,bangun tepat waktu dan langsung berangkat ke hutan.
Sementara itu, murid kedua masih tidur karena terlambat tidur memikirkan strategi. Tepat jam enam pagi, murid kedua bangun. Sesuai rencana, ia segera mencari batu asah dan mengasah parangnya sampai benar-benar tajam.Kemudian ia mencari tali dan tongkat pikulan. Setelah semua perlengkapan siap, ia segera berangkat ke hutan, jam menunjukkan pukul tujuh lebih.

Ketika jam menunjukkan pukul satu siang, murid kedua sudah berhasil mengumpulkan ranting cukup banyak. Ia segera mengikatnya menjadi dua dan memikulnya pulang. Sesampainya di rumah, diserahkannya ranting-rantingtersebut kepada gurunya. Ia berhasil mendapat banyak ranting dan pulang lebih cepat.

Sementara itu, murid pertama, karena tidak mengasah parangnya, harus menggunakan waktu dan energi yang lebih besar untuk memotong ranting pohon.Dengan demikian ia juga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat karena kelelahan. Belum waktu yang ia gunakan untuk mencari tali pengikat. Selain itu, dengan caranya membawa ranting kayu yang dipanggul di pundaknya, jumlah yang bisa dibawanya juga terbatas.

Renungan : Terkadang kita terbelenggu oleh kerutinan kerja sehari - hari , sehingga lupa " mengasah parang " yang berupa belajar , ikut pelatihan , training , mengadakan meeting , briefieng pagi dan lain - lain.
Padahal kegiatan diatas yang menurut kita " buang waktu " tersebut justru merupakan sarana ampuh untuk meningkatkan dan mengembangkan Skill , Knowledge dan Attitude kita.
Pelatihan , training , meeting , briefieng , pengarahan atau belajar pada dasarnya adalah bertujuan untuk " memudahkan " pekerjaan kita sehari - hari.
Bukankah mengasah parang selama 3 menit sangat tidak berarti saat kita harus menebang pohon selama 3 jam.