Selasa, 10 Maret 2009

Hambatan

Beberapa orang setengah baya sekarang terjangkit "penyakit" mentog. Artinya kemampuannya sudah "mentog" atau sudah pada titik jenuh yang tidak bisa ditambah lagi. Kalau kita berada di dalam ruang, kemudian akan menempatkan sesuatu lebih tinggi dari posisi sekarang, barang itu kita naikkan. Dalam proses menaikkan itu, kita akan sampai ke atap bangunan itu, sehingga tidak bisa dinaikkan lagi. Itulah yang dinamakan "mentog". Seperti itulah bahayanya "penyakit mentog" dalam masyarakat.

Karena penyakit "mentog" ini, ada banyak akibatnya.
Ketika melihat film Oshin, ada cerita Oshin dari desa bekerja di salon pada suatu kota. Sebagai manusia bermoral, dia menolong pekerja salon melakukan pekerjaannya. Ternyata pekerja yang ditolong marah. Oshin tidak mengerti. Dengan bekal moralnya, dia berusaha menolong, namun tetap kena marah teman sekerjanya. Teman sekerja itu khawatir kalau Oshin akan menjadi lebih trampil, sehingga Oshin akan lebih baik bekerja dari dirinya. Kekhawatirannya adalah mengenai pekerjaan yang sekarang hanya mampu dikerjakan akan didesak oleh pendatang baru. Akibatnya lebih fatal bias menjadikannya PHK.

Hal seperti ini banyak terjadi di kalangan industri kita. Persaingan bisa dilakukan terbuka, bisa tertutup. Generasi "lama" berusaha menghambat kecepatan kerja "generasi baru" agar dirinya tidak terdesak. Berbagai cara dilakukan, mungkin mengancam, mungkin mengikatnya dengan hutang, mungkin mensabot pekerjaannya atau ada kemungkinan lain, termasuk menfitnah.
Kalau para pengawas tidak waspada, terjadi hambatan kerja. Hal tersebut merupakan hambatan dalam meniti masa depan. Kewaspadaan bagi setiap orang untuk mengupayakan lenyapnya hambatan latent ini, apalagi kekhawatiran akan ketahanan hidup karena makin sulitnya lapangan kerja.

Generasi "lama" yang mempunyai moral etik terpuji akan terus berusaha meningkatkan diri menyesuaikan kemajuan teknologi yang sudah melanda negeri kita akibat globaliasi.
Ada yang malas mengenakan kacamata, mata buram ketika bekerja sehingga sebagai teknisi sulit memasukkan alat memutar mur dan baut. Begitu juga sebagai penjahit sulit memasukkan benang pada lobang jarum. Memang akhirnya pekerjaan itu dapat dilakukan setelah terjadi kegagalan beberapa kali. Dia juga sudah "mentog" berusaha sehingga kerja jadi tidak prima. Begitu juga jangan biarkan pendengaran kurang bila kerjanya menyimak suara. Alat Bantu dengar bisa digunakan.
Kalau kesadaran terwujud, seluruh komponen punya semangat meniti masa depan. Masing-masing bisa berperan untuk mewujudkan pembangunan bersama, bukannya menghambat. Jangan membiarkan banjir datang setiap tahun, namun apa yang dilakukan untuk menanggulangi agar banjir tidak datang pada musim hujan. Penanggulangannya dilakukan pada musim kemarau, bukannya pada musim hujan.

Itulah catatan untuk meniti masa depan. Bila kesadaran ada pada setiap orang Indonesia, kecemerlangan akan terwujud dihadapan kita untuk warisan generasi penerus. Untuk Indonesia Jaya. Bravo.

Fokus Pada Kekuatan Dan Kelebihan Anda

Dikisahkan, di suatu hari yang cerah ditemani matahari yang tersenyum menyinari pantai yang indah, banyak pengunjung yang menghabiskan waktunya melakukan berbagai aktivitas, berenang, berselancar, berjemur di bawah siraman cahaya matahari, duduk santai dan berjalan-jalan di tepi pantai.

Ada seorang pemuda yang berdiri di tepi pantai yang agak jauh dari kerumunan orang banyak, memandang jauh ke arah laut dengan ombaknya yang bergerak bagaikan menari-nari dengan lemah gemulai di atas permukaan laut.
Tidak lama kemudian, muncul seorang pria paruh baya yang berdiri tepat di sebelah pemuda tersebut, juga memandang kosong ke arah laut. Melihat pemuda di sebelahnya, ia bertanya, “Sendirian? Mengapa Anda tidak berenang? Kan tidak puas kalau ke pantai tidak berenang atau selancar”. “Saya ingin sekali melakukannya, tapi saya takut tenggelam karena saya tidak bisa berenang.” Jawab pemuda itu.
“Ohh, berenang itu sangat mudah, tidak dibutuhkan waktu lama untuk menjadi mahir.” Kata pria itu. Pemuda itu langsung berseri-seri, kemudian bertanya, “Apakah Anda bersedia memberitahu saya bagaimana caranya?” Pria itu mengangguk tanda setuju.
Pria itu pun mengajarinya dasar-dasar yang diperlukan. Ia mengajarkan cara bernapas, cara menggerakkan kaki dan tangan, berbagai macam gaya dalam berenang dan sebagainya. Tetapi yang ia ajarkan hanya sebatas teori, mereka tidak melakukannya langsung di laut. Dengan penuh semangat, pemuda itu mendengarkan nasihat dan melihat gerakan yang dilakukan pria itu, menganggapnya seorang yang ahli dalam berenang.
Tiba-tiba di kejauhan, terdengar teriakan minta tolong dari seorang wanita yang kelihatannya akan tenggelam. Pemuda itu pun kaget setengah mati dan gemetar. Ia ingin menolong, tetapi ia belum bisa berenang. Jika ia nekat menolong, sama saja dengan mengantar nyawa. Secepat kilat, ia pun meminta tolong kepada pria yang mengajarinya berenang untuk segera menolong wanita itu sebelum semuanya terlambat.
Tetapi pria itu tetap diam tak bergerak seperti patung. Pemuda itu terus memohon untuk segera memberikan pertolongan. Akan tetapi, pria itu terlihat pucat dan gemetar, kemudian menjawab, “Sebenarnya… sa… sa… saya juga tidak pandai berenang”.

Saudara-saudara :
Memang kita harus mengakui bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tidak ada seorang pun yang mampu menguasai semua hal yang ada. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri dan kemampuan yang berbeda-beda. Setiap individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kekurangan. Sekali lagi, tidak ada manusia yang sempurna, tanpa cacat sedikit pun.
Tapi kebanyakan dari kita mungkin suka melebih-lebihkan siapa diri kita. Padahal apa yang kita katakan sebenarnya tidak benar sama sekali. Jika kita memiliki kekurangan, tidak apa-apa. Sayangnya, kebanyakan orang menutupi kekurangan mereka dengan berbohong dan mengumbar bahwa mereka mampu, padahal sebenarnya mereka tidak mampu. Mereka hanya ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka hebat.
Kita tidak harus malu dengan kekurangan dan ketidakmampuan kita. Kita bisa belajar dan berhasil jika kita benar-benar bertekad untuk itu, bukannya menutupinya. Dan juga jangan pernah membandingkan Anda dengan orang lain. Anda memiliki kelebihan yang mungkin tidak dimiliki orang lain dan begitu juga sebaliknya. Anda tidak perlu mengasihani diri sendiri karena kekurangan yang Anda miliki.
Yang perlu Anda fokuskan adalah kelebihan Anda yang akan mengantarkan Anda ke gerbang kesuksesan. Anda bisa belajar dari kelemahan Anda dan kemudian memperbaiki diri sambil terus mengasah kelebihan Anda sehingga menjadi setajam pisau yang siap mempersenjatai Anda menuju sukses yang Anda impikan.
Jangan berharap untuk menjadi sempurna, karena tidak ada yang sempurna. Harapkanlah untuk menjadi seorang yang senantiasa terus maju dan menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi.

3 Tipe Manusia Dalam Meraih Kesuksesan

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada sebagian orang yang dapat meraih kesuksesan yang diidam-idamkan banyak orang, dan di sisi lain lebih banyak orang yang tidak berhasil meraihnya.
Saat ini begitu banyak diadakan pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar luar biasa yang mampu mengubah diri Anda menjadi yang terbaik untuk meraih apapun yang Anda inginkan. Anda mempunyai peluang yang cukup besar untuk menjalani hidup yang dinikmati oleh orang-orang yang telah sukses. Tetapi kenyataannya, hanya sedikit sekali kategori orang yang sukses. Malah sebaliknya, lebih dari 90% orang yang hidup biasa-biasa saja atau di bawah rata-rata.
Tanyalah orang-orang yang ada di sekeliling Anda apakah mereka ingin meraih kesuksesan. Pertanyaan ini mungkin kedengarannya bodoh. Saya yakin semuanya pasti menjawab ‘YA’ dengan meyakinkan. Tapi lihatlah kenyataan sebenarnya, lebih banyak orang yang tidak sukses daripada yang sukses.
Adakah yang salah dengan ini semua. Ya, memang ada yang salah dengan ini semua. Permasalahannya terletak pada diri Anda sendiri. Berguna tidaknya ilmu yang Anda pelajari dari buku-buku ataupun seminar-seminar tergantung diri Anda sendiri. Dengan kata lain, Andalah yang menciptakan kesuksesan sekaligus kegagalan Anda.
Dalam usaha meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi 3 tipe. Tipe pertama adalah orang yang bersikap “saya mau sukses”. Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.
Tipe yang ke dua adalah orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.
Tipe terakhir yang mampu membuat siapapun, termasuk Anda, meraih sukses adalah “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang yang bertipe seperti ini berarti mereka tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.
Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.
Sekarang tanyakan diri Anda, apakah Anda mau sukses atau benar-benar berkomitmen untuk sukses? Setiap orang ingin sukses, tetapi hanya sedikit sekali yang berusaha mewujudkannya. Semua tergantung Anda sendiri. Jika Anda telah mempelajari semua resep sukses, tetapi Anda tidak pernah berkomitmen kepada diri Anda sendiri, kemungkinan besar Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan.
Perjalanan meraih kesuksesan penuh dengan jalan yang rusak, berlubang, berkerikil tajam, batuan besar serta jurang yang akan dengan mudah menghentikan Anda jika Anda tidak pernah mau berkomitmen. Hanya dengan komitmenlah Anda akan terus maju melewati rintangan demi rintangan untuk sampai ke tempat tujuan yang telah Anda impikan selama ini.

Mengalahkan Rasa Takut

Seorang pemuda mendatangi seorang yang bijak untuk meminta nasehat atas permasalahan yang sedang dihadapinya. Pemuda ini adalah seorang yang bekerja sebagai salesman yang menawarkan produk kepada calon konsumen.
Setelah mereka bertatap muka, orang bijak ini menanyakan, "Pemuda, bisakah Anda memberitahu saya maksud kedatangan Anda di sini?" Pemuda itu diam sebentar, lalu berkata, "Begini, saya ada sedikit masalah, dan berharap Bapak bisa membantu saya. Saya adalah seorang salesman yang mana penghasilan saya sangat bergantung pada penjualan. Jika pada hari tersebut saya tidak berhasil menutup penjualan apa pun, maka saya tidak akan punya uang sama sekali. Masalahnya saya memiliki rasa takut yang besar, takut untuk menawarkan barang dagangan saya. Hal inilah yang sangat mengganggu saya akhir-akhir ini. Ini membuat saya tidak begitu maksimal dalam pekerjaan saya. Apakah Bapak bisa memberi sedikit saran untuk saya?"
Mendengar keluhan salesman tersebut, orang bijak tadi merenung dan memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian ia berkata, "Hai, pemuda! Sebenarnya masalahmu bukan masalah yang besar, semua orang juga punya masalah seperti ini. Hanya saja masalahmu sudah mempengaruhi kinerjamu, hingga kamu tidak bisa bekerja secara maksimal. Begini saja, saya akan membawamu ke beberapa tempat dan akan saya tunjukkan bahwa masalahmu tidaklah berarti apa-apa."
Ia pergi bersama dengan salesman tersebut ke sebuah café yang menjual segala macam mie. Ia menyuruh pemuda tersebut memesan makanan yang tidak ada, yaitu pizza, empek-empek, gulai kepala ikan dan jus durian. Pemuda tersebut melawan karena pasti akan ditertawakan. Orang bijak berujar, "Lakukan saja apa yang saya suruh. Nanti kamu akan tahu sendiri." Pelayan datang dan bertanya, "Mau pesan apa?" Keringatnya mulai mengalir karena takut. Kemudian dengan terbata-bata ia berkata, "Ma...mau pe...pesan pizza". "Oh, itu kita tak ada, yang lain?" Ia melanjutkan, "Kalau be...begitu pesan empek-empek." Pelayan mulai tersenyum, "Wah, kalau itu juga tak ada". Ia semakin takut, dan mukanya merah padam, "Saya pesan gulai ke...kepala ikan dan jus...jus durian." Pelayan tersebut mulai tersenyum kecil dan berkata, "Mas, kami hanya ada jual mie, yang lain tidak ada, apa mas tidak lihat di depan tadi?" Orang bijak memotong pembicaraan, "Oh. Kita salah, kalau begitu kami tidak jadi pesan, maafkan kami." "Tidak apa-apa. Terima kasih" ujar pelayan.
Kemudian mereka keluar dan menuju tempat lain, yaitu apotik. Orang bijak itu berkata, "Sekarang kamu pergi ke apotik itu dan beli mie instan. "Apaaaa!" kata pemuda itu. Orang bijak tersebut memaksanya pergi. Maka, ia pun pergi meskipun terpaksa. Setiap langkah membuat jantungnya seakan mau lepas saking takutnya. Sesampainya di apotik dan ditanya oleh pegawainya, "Mau beli apa?" Ia bengong dan diam. "Ada yang bisa dibantu?" Ia kaget dan sadar. Ia takut, tapi memberanikan diri bertanya, "Sa...sa...saya mau beli mie instan 1 kotak." "Ha..ha..ha. Aduh, jangan bercanda dong, ini kan apotik" ujar pelayan itu dengan senyum sambil menggaruk kepala. Ia membalas, "Oh. Saya salah tempat. Terima kasih." Ia pun pergi.
Orang bijak membawanya ke tempat terakhir dan berkata, "Ini yang terakhir." Ia membawa pemuda itu ke toko bahan bangunan dan memberi perintah, "Sekarang beli bubuk kopi 1 kilo!" Pemuda itu lemas, berkata, "Pak, tolong dong. Ini maksudnya apa sih?" "Lakukan dan nanti akan kujelaskan." Kata orang bijak itu. Pemuda itu menuju ke toko dan bertanya, "Pak, tolong bubuk kopi 1 kilo." Pegawai toko terdiam sebentar, memandangnya dengan tatapan aneh dan berkata, "Anda tidak salah nih, ini kan toko besi, kalau bubuk semen ada. Anda salah masuk." "Oh, iya ya. Maaf." Kata pemuda itu dan buru-buru pergi.
Mereka pun pergi dari toko dan orang bijak itu membawanya ke taman dan duduk. Ia bertanya, "Apakah Anda tahu maksud dari ini semua? Apakah Anda tahu mengapa saya menyuruh Anda melakukan hal-hal yang tak masuk akal?" Pemuda itu menggelengkan kepala. Ia menjawab, "Nak. Kamu lihat tadi. Walaupun kamu memesan yang aneh-aneh, mereka tetap tidak marah, kan? Mereka berpikir kamu hanya bercanda. Itulah yang terjadi padamu. Rasa takutmu terlalu berlebihan. Sebenarnya apa yang kamu takutkan itu jarang terjadi. Kamu memikirkan banyak hal yang kamu takutkan akan terjadi, tetapi kenyataannya itu tidak pernah terjadi. Masalahmu hanya terletak pada dirimu sendiri. Pikiranmu sendiri yang membuat dirimu menjadi takut, padahal belum tentu seperti itu kenyatannya. Semoga pengalamanmu tadi berguna untukmu."
Pemuda itu tersadar dan senyum menghiasi wajahnya. Ia berkata, "Terima kasih banyak, pak! Sekarang saya tahu, meskipun saya tadi meminta hal-hal yang aneh, mereka tidak marah. Seharusnya saya tidak boleh takut lagi, karena apa yang saya tawarkan itu masuk akal, bukan menawarkan barang yang aneh-aneh. Terima kasih, pak, hal ini membuat saya sadar."

Saudara-saudara,
Setiap orang pasti memiliki yang namanya ketakutan. Ketakutanlah yang menjadi musuh setiap orang dalam usahanya meraih sukses. Untuk meraih sukses, pasti dibutuhkan action atau tindakan nyata untuk mewujudkannya. Sayangnya, rasa takut membuat sebagian orang berhenti. Kadang-kadang, rasa takut tersebut terlalu besarnya, sehingga mempengaruhi kinerja dan performa seseorang.
Perlu Anda ketahui bahwa orang yang sukses bukanlah orang yang tidak mempunyai rasa takut. Mereka juga memilikinya sama seperti Anda. Yang membedakan adalah, mereka tetap bertindak meskipun ketakutan muncul. Sedangkan orang-orang yang gagal membiarkan rasa takut menghentikan mereka. Mereka terlalu memikirkan akibat-akibat yang tak menyenangkan seperti takut ditolak, ditertawakan, diejek, atau dihina. Mereka memikirkan 1001 akibat negatifnya padahal apa yang mereka takutkan sering kali tidak pernah terjadi.
Rasa takut muncul dari pikiran Anda sendiri, Andalah yang membuat diri sendiri menjadi takut. Jangan biarkan rasa takut mempengaruhi Anda, tetapi taklukkan rasa takut Anda melalui tindakan, sehingga mental Anda akan menjadi semakin baik.

Setiap Insan Adalah Spesial

Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, "Setiap insan adalah spesial". Kehadiran manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. "Anak-anakku, kalian, setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah "Aku adalah spesial". Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada sebelah kiri kalian". Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah selesai, bu guru melanjutkan "Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4 stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3 stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan.......".
Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. "Pak, bapak adalah orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan, sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama, memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya".
Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru. Sambil mengangsurkan si manajer berkata,"Ini ada 1 stiker yang tersisa. Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima rasa sayang dari bapak". Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra tunggalnya. "Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah anggap salah. Malam ini, ayah ingin memberi stiker ini dan memberitahu kepadamu bahwa bagi ayah, selain ibumu, kamu adalah yang terpenting dalam hidup ayah. Ayah sayang kepadamu". Setelah kaget sesaat, si anak balas memeluk ayahnya sambil menangis sesenggukan. "Ayah, sebenarnya aku telah berencana telah bunuh diri. Aku merasa hidupku tidak berarti bagi siapapun dan ayah tidak pernah menyayangiku. Terima kasih ayah". Mereka pun berpelukan dalam syukur dan haru serta berjanji untuk saling memperbaiki diri.
Pembaca yang luar biasa,
Kehidupan layaknya seperti pantulan sebuah cermin. Dia akan bereaksi yang sama seperti yang kita lakukan. Begitu pentingnya bisa menghargai dan menempatkan orang lain di tempat yang semestinya. memuji orang lain dengan tulus juga merupakan ilmu hidup yang sehat, bahkan sering kali pujian yang diberikan disaat yang tepat akan memotivasi orang yang dipuji, membuat mereka bertambah maju dan berkembang, dan hubungan diantara kitapun akan semakin harmonis, mari kita mulai dari diri kita sendiri, belajar memberi pujian, menghormati dan memperhatikan orang lain dengan tulus dengan demikian kehidupan kita pasti penuh gairah, damai dan mengembirakan.

Membalikkan Diagram Hirarki Maslow

Diagram Hirarki Maslow yang sangat populer itu diperkenalkan pada tahun 60-an oleh Abraham Maslow. Diilustrasikan bahwa perjalanan hidup manusia selalu diawali dengan tahap "bertahan untuk hidup", kemudian meningkat menjadi "keamanan & kemapanan", kemudian "kebutuhan sosial" dan pada puncaknya adalah "aktualisasi diri".

Tapi yang tidak banyak terungkap bahwa di akhir hayatnya Maslow merasa menyesal telah "menyusun" diagram tersebut. Ia merasa bahwa susunan hirarki tersebut telah menjustifikasi banyak orang untuk menjadi SERAKAH dan hanya mengutamakan kebutuhan dasarnya. Itu sebabnya, di akhir hayatnya Maslow merasa bahwa diagram tersebut harus "dibalik" urutannya. "Pembalikan" ini juga dilakukan oleh Ian Marshall dan Danah Zohar dalam bukunya Spiritual Capital: Wealth We can Live By.

Terlepas dari apakah murni terinspirasi oleh diagram Hirarki Maslow, pada kenyataannya, sifat SERAKAH telah jauh merasuk dalam sendi-sendi kehidupan modern. Atas nama meraih kesuksesan dan kemakmuran, banyak orang yang pada akhirnya "terjebak" melakukan tindakan yang hakikatnya bertentangan dengan sifat alamiah kesuksesan itu sendiri, yaitu harus BERTAHAP dan selalu memberikan MANFAAT.

Krisis finansial global adalah salah satu akibat yang ditimbulkannya. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Sugema (Harian Republika 15 Des 2008), bahwa dengan arus modal yang bebas bergerak 24 jam/hari, liberalisasi telah menyebabkan otoritas keuangan negara kehilangan kemampuan dalam mengendalikan KESERAKAHAN investor besar.

Salah satu contohnya adalah perkembangan pasar derivatif yang menyangkut "collateralized debt obligation" (CDO) yang merupakan rekayasa dari manajer investasi untuk menyembunyikan risiko yang timbul dari aset "buruk". Akibatnya, aset yang jelek menjadi begitu mudah dijual karena telah dicampur dengan aset yang berkualitas baik.

Hasil akhirnya bisa ditebak. Ketika krisis subprime mortgage (aset buruk) mulai merebak, harga aset yang berkaitan dengannya ikut jatuh. Dalam pasar yang jujur, seharusnya aset yang jelek disisihkan dan tidak diperdagangkan. Berapa banyak hukum alam yang telah "ditabrak" dengan mencampur barang dagangan jelek dengan yang baik?

Contoh lain dari KESERAKAHAN yang tanpa disadari telah meracuni generasi muda adalah maraknya audisi-audisi untuk menjaring selebriti "dadakan". Memang tidak ada yang salah dengan mereka yang memang bertalenta cemerlang untuk berusaha dijaring oleh para pemandu bakat. Yang menjadi masalah adalah, berapa banyak yang sekedar ikut-ikutan audisi untuk mencoba peruntungannya?

Semangat untuk sekedar "mengadu untung" telah mengalahkan proses alamiah, yaitu dengan "belajar" dan berupaya untuk meningkatkan value (nilai diri). Hasilnya adalah lahirnya generasi baru yang sekedar mengidamkan materi, memimpikan popularitas, tapi MENGESAMPINGKAN perlunya mengembangkan potensi diri.

Bila kita mau jujur melakukan introspeksi, masih banyak kasus KESERAKAHAN yang "menabrak" harmoni hukum alam, yang kerap terjadi disekitar kita. Korupsi, manipulasi, jual-beli gelar, konversi sawah irigasi teknis, illegal logging, adalah contoh lainnya. Orang menjadi sedemikian "mencintai" materi ketimbang concern dengan seberapa banyak MANFAAT yang bisa diberikan pada sekelilingnya.

Sesungguhnya alam semesta telah "mencontohkan" banyak hal pada kita. Alam semesta begitu patuhnya pada Hukum Tuhan sehingga terciptalah keteraturan. Tidak ada pohon yang tumbuh dalam semalam. Tidak ada unggas yang lahir tanpa telur. Tidak ada siang yang mendahului malam. Semuanya serba teratur sehingga kaya akan MANFAAT. Karena itu, kesuksesan yang sejati adalah kesuksesan yang kaya akan manfaat.

Dengan membalikkan Hirarki Maslow, perjalanan hidup manusia akan diawali dengan "aktualisasi diri" dan berpuncak pada terpenuhinya "kebutuhan hidup". Artinya adalah, sebelum kita mulai menghitung materi, sebelum kita mulai berpacu mengejar reward, semuanya DIAWALI dengan membangun kapasitas diri. Sejauh mana kita akan menuai hasil, akan selaras dengan seberapa besar MANFAAT yang mampu kita berikan.

Kesuksesan adalah HAK semua orang. Artinya, setiap orang wajib menebarkan MANFAAT pada lingkungannya. Mari kita bayangkan sebuah perusahaan, sebuah lingkungan, sebuah komunitas, dimana setiap anggotanya saling "berlomba" untuk menebar manfaat. Hasilnya......, akan terwujud "surga" di bumi yang cantik ini. Bravo.

Cermin

Hati-hati bila anda menyampaikan suatu cela atau kritik terhadap seseorang, sebab cela atau kritik itu sebenarnya mengedepankan kelakuan anda sendiri yang seharusnya dicela atau dikritik.
Seorang teman saya, E-en sangat "peka" mengkritik. Dia sering menanyakan pada saya mengapa saya tidak melarang seseorang karena makan kudapan ketika bekerja.

Masalah kudapan ini memang sudah merusak tata karma ketika bekerja. Banyak yang tidak menyadari bahwa makan sambil bekerja itu tidak terpuji, atau salah. Kartas bisa kena minyak, bahkan rontokan roti kadang terselip sampai berhari hari.

Dia juga pernah bertanya kenapa saya tidak menegur rekan yang pakai celana ketat sehingga tampak seksi atau memakai kaus.
Tahukah anda apa yang dia lakukan ? Dia sering makan kudapan di tengah kerja sehingga saya tegur. Bahkan, begitu tanda masuk baru saja selesi berbunyi, dia membuka bungkusan dan makan pagi dengan cepat. Dia mengganti sepatu dengan sandal jepit karena merasa lebih praktis berlalu lalang.

Pernahkah anda memperhatikan perilaku rekan rekan di sekitar anda ?
Orang yang banyak bicara tanpa guna sebenarnya "membuka" rahasia kejelekannya sendiri.
A-an berkali-kali menganggap rekan laki-lakinya tergiur melihat bagian-bagian sensual wanita, padahal belum tentu rekan laki-lakinya itu tergiur. Dia membuka kedoknya sendiri bahwa sebagai wanita dia punya perlilaku mendua. Dia punya minat terhadap laki-laki maupun terhadap wanita. Dia sendirilah yang "tergiur" melihat teman wanitanya sendiri tampai seksi.

Cermin bangsa kita sebenarnya perlu disimak lebih mendalam. Tayangan televisi yang banyak dikritik kaum penjaga moral juga merupakan cermin moral yang berkembang di masyarakat kita.
Karena demikian enaknya produk tertentu, misalnya roti kering, maka iklan mengajarkan seorang anak merebut milik temannya. Secara moral, merebut milik pihak lain adalah perbuatan tercela. Karena enaknya, seorang anak bukannya memita, namum merebut.

Menghadapi masalah dengan mencari "jalan pintas" secara irasional ditampilkan secara memukau, diakhiri dengan suatu "statement" bahwa perbuatan itu janganlah ditiru karena sesat, sebaiknya mengambil jalan luhur secara agama.

Sebelum mentaati ajaran agama yang dianut, "kesesatan" ditampilkan secara "indah" dan dikemas indah. Bukankah ini juga merupakan cermin masyarakat yang ada di sekitar kita ?
Marilah kita menyadari diri kita sendiri, sudah sejauh manakah "cermin kehidupan" kita diumbar di tengah masyarakat sehingga kita jadi tercemar karena perilaku kita sendiri.

Cermin bangsa sudah ditampilkan, cermin diri kita sebaiknya kita jaga. Bukan sekedar menjaga agar keburukan kita tidak tersebar, namun bertekad memperbaiki diri sendiri serta bertekad untuk meninggalkan setiap perilaku tercela sehingga kita bersih dari cela.

Bukan karena "buruk rupa cermin dibelah", sebaliknya karena "buruk rupa cermin disayang" sehingga tampak segala keburukan yang wajib segera kita perbaiki.
Bagaimana kita memperbaiki masyarakat kalau tidak dari diri kita sendiri ? Biarlah gongongan serigala menakutkan namun karena kita punya iman dan taqwa maka gonggongan serigala akan terdengar indah. Gonggongan termaksud meningatkan kita agar tidak takut atas akibat perbuatan kita sendiri.

Jadikanlah cermin menjadi penjaga penampilan kita, seperti halnya cermin besar di setiap pintu masuk yang dapat dipergunakn untuk mengontrol penampilan kita.
Dengan demikian, sukses lahir batin senantiasa meyertai kita.

Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut.

Nah, selama ini kita tahu, ada kelompok warna asli/primer (merah, biru, kuning) dan ada kelompok warna sekunder (contohnya kuning, jingga, dan sian). Namun tahukah Anda, warna memiliki banyak kelompok? Misalnya, ada kelompok warna panas dan kelompok warna dingin.

Kelompok warna panas berada di antara kuning hingga merah keunguan. Warna-warna ini biasanya menjadi simbol semangat, daya tarik, dan keceriaan khas anak muda. Oh ya, warna panas juga bisa menjadi simbol kemarahan dan jarak yang dekat!

Sementara itu, kelompok warna dingin adalah warna antara ungu hingga kuning kehijauan. Warna-warna tersebut menjadi simbol kelembutan, kesejukan, dan kenyamanan. Juga, jarak yang jauh.

Orang-orang mengelompokkan warna untuk banyak keperluan. Misalnya, desain ruangan, produk, dan busana. Juga, untuk keperluan terapi medis

Perempuan Penakluk Samudra Atlantik

Perempuan pemberani itu bernama Jennifer Figge (56 tahun), atlet dan petualang asal Amerika Serikat. Ia perempuan pertama yang mampu berenang melintasi Samudra Atlantik.


Figge mulai berenang melintasi Samudra Atlantik pada pertengahan Januari 2009. Tepatnya pada 12 Januari, dari Kepulauan Tanjung Verde yang ada di lepas pantai barat Benua Afrika. Ia tiba Trinidad, kawasan Karibia, pada tanggal 5 Februari 2009. Jika dihitung secara kasar, Figge telah berenang sejauh 1.127 kilometer selama 24 hari. Setiap hari, ia berada di air selama kurang lebih 8 jam. Ia telah melawan angin kencang dan ombak setinggi 9 meter, juga bersua dengan ikan paus, lumba-lumba, dan kura-kura. Syukurlah, Figge bukan perempuan penakut. Dan, ia tidak harus bertemu dengan ikan hiu!

Sekadar tahu, Figge telah memiliki cita-cita berenang melintasi Samudra Atlantik sejak umur 11 tahun. Saat itu, ia berada di dalam pesawat terbang, pergi dari Amerika Serikat ke Italia bersama ibunya, penyanyi opera profesional. Mereka melintasi Samudra Atlantik. Ketika diberitahu bahwa mereka sedang melintasi Samudra Atlantik yang bergelora karena badai, segera saja keinginan itu tercetus dalam benaknya.

Untuk mendukung cita-citanya, yang tidak pernah padam, Figge rajin memelihara kebugaran dan daya tahan tubuhnya. Ia berhenti merokok dan berolahraga secara rutin.
Prestasi ini tidak membuat Figge puas diri dan berhenti berprestasi. Katanya, ia masih ingin berenang dan membuat pencapaian lain. Tunggu saja berita baik darinya!