Kamis, 08 Mei 2008

BBM Naik Lagi ????????

Tak ada pilihan lain, itulah akhirnya keadaan Pemerintah menyangkut harga BBM: harus naik, apapun bentuk dan teknik kenaikkannya. Boleh bertahap, boleh bersyarat, tetapi intinya ialah bahwa kenaikan memang tak terhindarkan. Maka kepada para calon pemimpin dan politisi yang hendak merayu rakyat di waktu pemilihan, wajib belajar dari peristiwa ini. Jangan berjanji, untuk soal-soal yang kelak akan sulit menepati.
Karena inilah yang ada di balik BBM itu, ia memuat dilema serupa prisoner dilemma dalam game theory. Yakni itulah keadaan yang jika memilih yang satu berarti bermusuhan dengan yang lain. Itulah keadaan yang amat sulit dipecahkan tetapi harus diputuskan. Terus mensubsidi BBM sementara harga minyak dunia menggila seperti ini adalah sebuah kemustahilan. Ia pasti akan menguras khas negara dan melumpuhkan bidang urusan lain.
Belum pula, betapa subsidi yang sekarang berlangsung sekarang ini sebagian terbesarnya, jatuh ke pihak-pihak yang kuat dan bukan masyarakat ke bawah yang sedianya menjadi sasaran utama itu. Padahal sedikit saja orang berdaya beli yang bersikap seperti ekonom Fasil Basri, misalnya. Ia menolak membeli BBM bersubsidi untuk mobilnya. Tapi jangankan menolak, jika mungkin, dari susbidi itu, keuntungan apakah yang bisa kita keruk demi keuntungan pribadi. Jadi seluruh dari kita harus bersepakat: betapa boros sistem subsidi salah jurusan ini.
Tetapi, jika pemborosan itu tidak kita relai dan BBM ini dinaikkan begitu saja, mudah membayangkan dampaknya untuk rakyat miskin. Bahwa tanpa ada kenaikan apapun, kemiskinan mereka sudah menjadi sebuah drama. Yang nelayan gagal melaut, yang pedagang gagal berproduksi, yang buruh terancam PHK dan yang menganggur mudah tergoda untuk bunuh diri. Di sana-sini, mulai ramai terdengar rakyat yang memilih mati katimbang menjalani hidup yang berat.
Lalu siapakah dari dua keadaan ini yang hendak dipilih oleh Pemerintah? Jalan tengah, itulah skenario pertamanya. Ya, jalan tengah itu bukan tidak ada. Dan yang disebut jalan tengah itu ialah tetap menaikkan BBM sambil memikirkan kompensasinya bagi rakyat miskin. Di tingkat gagasan, soal ini mudah kita bayangkan. Tetapi di tingkat pelaksanaan, tidak mudah ia dijalankan. Kita tidak kekurangan ide kebaikan, tetapi yang selalu kekurangan ialah keahilan pelaksanaaan dan jauh kebih kurang lagi ialah kejujuran pelaksanaan.
Ide Pemerintah mencari jalan tengah dari dua keadaan yang menjepit ini. Rakyat harus diedukasi dan diberi pengertian sepanjang tidak ditipu.

Tidak ada komentar: