Jumat, 08 Agustus 2008

Sibolga Ceria 2004


Alumni IKIP - MEDAN 1999


Alumni Haggai Institue 2006


Mengatur Ulang Konsep Diri


Seringkali, jika ditanya oleh seseorang, apa sebenarnya hobi kita? Kita kesulitan menjawabnya. Lalu ditanya, apa sebenarnya bakat kita? Kita malah bingung, sebenarnya punya bakat apa ya? Ketika ditanya tentang cita-cita, malah kebanyakan orang semakin bingung, punya cita-cita apa? Hal yang sama juga terjadi, jika ditanya soal apa sesungguhnya yang menjadi keinginan kita di masa depan nanti? Banyak orang yang bingung dalam menjawabnya. Apapun itu namanya, hobi, bakat, keinginan, dan cita-cita; seringkali memang membuat kita menjadi bingung dan bimbang, bagaimana harus menjawabnya dengan benar. Kebingungan kita tersebut sebenarnya tidak bisa lepas dari kuatnya pengaruh lingkungan tempat kita berada, sejak masa kanak-kanak sampai dengan masa dewasa ini.Pada masa kecil kita, sebenarnya kita sudah punya keinginan-keinginan pribadi sendiri. Akan tetapi, pada saat kita ingin menyalurkan keinginan kita, seringkali ada hambatan dari lingkungan tempat kita berada. Hambatan lingkungan itu bisa berasal dari orang tua kita, dari teman-teman sepermainan, teman-teman sekolah ataupun dari kakek-nenek kita sendiri. Mereka semualah sesungguhnya yang menjadikan kita bingung dan bimbang dalam memahami bakat, keinginan atau cita-cita kita pada saat dewasa nanti. Pengaruh lingkungan ini begitu kuatnya, sehingga kita menjadi lebih cenderung untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh lingkungan kita pada diri kita; diri kita akan menjadi sesuai dengan keinginan lingkungan tersebut, dan tidak menjadi diri kita sendiri.

Anda sendiri mungkin pernah mengalami kejadian-kejadian, yang memaksa diri Anda, mau atau tidak mau harus mengikuti atau menuruti apa yang diinginkan oleh lingkungan tempat Anda berada saat itu. Seringkali, karena kita belum mempunyai pendirian dan kepribadian kuat; maka biasanya kita mau tidak mau harus menuruti apa yang diinginkan lingkungan, dan kita juga harus melakukannya. Pada saat kita masih kecil, seringkali orang tua kita punya keinginan, agar kita bisa dan mau mengikuti keinginan mereka; misalnya, banyak orang tua menginginkan anaknya menjadi seorang dokter, atau insinyur; padahal si anak sebenarnya lebih senang di bidang seni atau yang selalu berhubungan dengan bentuk-bentuk seni.

Pada gilirannya nanti, saat si anak benar-benar menjadi seorang dokter atau insinyur, biasanya dia akan merasakan ada sesuatu yang kurang pada dirinya; dan itu disebabkan oleh keinginan dirinya yang "dipendam dalam" oleh keinginan orang tuanya. Dan banyak sekali kasus demikian, sehingga pada akhirnya, si dokter atau si insinyur tersebut meninggalkan gelar dan profesinya, kemudian mulai mengikuti keinginannya yang sudah sekian lamanya dipendam oleh ambisi orang tuanya tersebut. Sehingga akhirnya dia bisa menjadi lebih sukses lagi, bahkan tidak hanya sukses dari segi materi, melainkan juga dia bisa berbahagia menikmati hidupnya sesuai dengan keinginan atau bakat dan cita-citanya sejak dia masih kecil.

Pada kenyataan hidup sekarang ini, Anda bisa melihat adanya fenomena-fenomena seperti itu. Anda bisa melihat ada pelukis yang bergelar insinyur, sarjana ekonomi atau sarjana lainnya, banyak aktris atau aktor dengan gelar dokter atau sarjana hukum ataupun gelar-gelar yang lain. Banyak penyanyi menyandang gelar yang tidak sesuai dengan dunia yang digelutinya saat ini. Bahkan banyak orang menekuni sebuah profesi yang jauh sekali dari jurusan pendidikan akademisnya. Inilah suatu fenomena, yang sesungguhnya hasil dari pemaksaan keinginan lingkungan tempat hidup kita, kepada diri kita sejak masa kanak-kanak sampai dewasa ini.
Untuk membentuk sebuah konsep diri secara benar, sesuai dengan siapa diri Anda sesungguhnya, dan apa yang Anda benar-benar inginkan dalam hidup ini; sebenarnya bisa Anda lakukan lagi pada saat ini. Anda sesungguhnya bisa membentuk kembali konsep diri Anda. Anda bisa mulai membuat visi baru mengenai siapa diri Anda sebenarnya, diri Anda yang benar-benar baru dan lebih baik tentunya. Anda harus memandang diri Anda sendiri dengan sudut pandang yang benar, sudut pandang yang bisa menghargai siapa diri Anda sendiri. Sehingga, dengan melihat secara benar mengenai siapa diri Anda, maka Anda sudah melakukan langkah awal untuk menuju kepada suatu pembentukan sebuah konsep diri yang baru. Tidak ada kata terlambat, jika itu untuk suatu kebaikan bagi diri Anda sendiri.
Memang bukan suatu hal yang mudah untuk membentuk konsep diri Anda dengan benar sebagaimana keinginan anda; hal ini disebabkan besarnya dan kuatnya pengaruh dari lingkungan sekitar Anda. Pokok terpenting di sini adalah: Anda harus membuat sebuah konsep baru mengenai citra diri Anda sebenarnya, citra diri yang Anda impikan, yang benar-benar Anda inginkan sebagai diri Anda sesungguhnya. Selanjutnya Anda harus berpikir dan bertindak dengan kepercayaan penuh sesuai dengan apa yang menurut Anda benar mengenai siapa diri Anda sesungguhnya;sebagaimana yang sudah Anda programkan sekarang ini.

Sehingga pada akhirnya pikiran bawah sadar Anda akan mengambil alih, karena hukum pikiran kita adalah hukum kepercayaan; dan pikiran bawah sadar kita itu peka dan tanggap terhadap apa saja yang kita pikirkan dengan penuh kepercayaan. Oleh karena itu pada gilirannya Anda akan berpikir dan bertindak sebagaimana konsep diri yang Anda benarkan dan Anda terima dengan rasa percaya yang membetuk keikhlasan, bahwa itu adalah diri Anda yang sejati; sehingga Anda akan benar-benar menjadi diri Anda sendiri sesuai dengan konsep diri yang baru itu. Hal penting yang harus Anda ingat adalah, bahwa begitu pikiran bawah sadar sudah menerima suatu gagasan, maka dengan serta merta pelaksanaannya langsung dimulai.

Mengatur Ulang Konsep Diri

Seringkali, jika ditanya oleh seseorang, apa sebenarnya hobi kita? Kita kesulitan menjawabnya. Lalu ditanya, apa sebenarnya bakat kita? Kita malah bingung, sebenarnya punya bakat apa ya? Ketika ditanya tentang cita-cita, malah kebanyakan orang semakin bingung, punya cita-cita apa? Hal yang sama juga terjadi, jika ditanya soal apa sesungguhnya yang menjadi keinginan kita di masa depan nanti? Banyak orang yang bingung dalam menjawabnya. Apapun itu namanya, hobi, bakat, keinginan, dan cita-cita; seringkali memang membuat kita menjadi bingung dan bimbang, bagaimana harus menjawabnya dengan benar. Kebingungan kita tersebut sebenarnya tidak bisa lepas dari kuatnya pengaruh lingkungan tempat kita berada, sejak masa kanak-kanak sampai dengan masa dewasa ini.


Pada masa kecil kita, sebenarnya kita sudah punya keinginan-keinginan pribadi sendiri. Akan tetapi, pada saat kita ingin menyalurkan keinginan kita, seringkali ada hambatan dari lingkungan tempat kita berada. Hambatan lingkungan itu bisa berasal dari orang tua kita, dari teman-teman sepermainan, teman-teman sekolah ataupun dari kakek-nenek kita sendiri. Mereka semualah sesungguhnya yang menjadikan kita bingung dan bimbang dalam memahami bakat, keinginan atau cita-cita kita pada saat dewasa nanti. Pengaruh lingkungan ini begitu kuatnya, sehingga kita menjadi lebih cenderung untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh lingkungan kita pada diri kita; diri kita akan menjadi sesuai dengan keinginan lingkungan tersebut, dan tidak menjadi diri kita sendiri.

Anda sendiri mungkin pernah mengalami kejadian-kejadian, yang memaksa diri Anda, mau atau tidak mau harus mengikuti atau menuruti apa yang diinginkan oleh lingkungan tempat Anda berada saat itu. Seringkali, karena kita belum mempunyai pendirian dan kepribadian kuat; maka biasanya kita mau tidak mau harus menuruti apa yang diinginkan lingkungan, dan kita juga harus melakukannya. Pada saat kita masih kecil, seringkali orang tua kita punya keinginan, agar kita bisa dan mau mengikuti keinginan mereka; misalnya, banyak orang tua menginginkan anaknya menjadi seorang dokter, atau insinyur; padahal si anak sebenarnya lebih senang di bidang seni atau yang selalu berhubungan dengan bentuk-bentuk seni.
Pada gilirannya nanti, saat si anak benar-benar menjadi seorang dokter atau insinyur, biasanya dia akan merasakan ada sesuatu yang kurang pada dirinya; dan itu disebabkan oleh keinginan dirinya yang "dipendam dalam" oleh keinginan orang tuanya. Dan banyak sekali kasus demikian, sehingga pada akhirnya, si dokter atau si insinyur tersebut meninggalkan gelar dan profesinya, kemudian mulai mengikuti keinginannya yang sudah sekian lamanya dipendam oleh ambisi orang tuanya tersebut. Sehingga akhirnya dia bisa menjadi lebih sukses lagi, bahkan tidak hanya sukses dari segi materi, melainkan juga dia bisa berbahagia menikmati hidupnya sesuai dengan keinginan atau bakat dan cita-citanya sejak dia masih kecil.

Pada kenyataan hidup sekarang ini, Anda bisa melihat adanya fenomena-fenomena seperti itu. Anda bisa melihat ada pelukis yang bergelar insinyur, sarjana ekonomi atau sarjana lainnya, banyak aktris atau aktor dengan gelar dokter atau sarjana hukum ataupun gelar-gelar yang lain. Banyak penyanyi menyandang gelar yang tidak sesuai dengan dunia yang digelutinya saat ini. Bahkan banyak orang menekuni sebuah profesi yang jauh sekali dari jurusan pendidikan akademisnya. Inilah suatu fenomena, yang sesungguhnya hasil dari pemaksaan keinginan lingkungan tempat hidup kita, kepada diri kita sejak masa kanak-kanak sampai dewasa ini.
Untuk membentuk sebuah konsep diri secara benar, sesuai dengan siapa diri Anda sesungguhnya, dan apa yang Anda benar-benar inginkan dalam hidup ini; sebenarnya bisa Anda lakukan lagi pada saat ini. Anda sesungguhnya bisa membentuk kembali konsep diri Anda. Anda bisa mulai membuat visi baru mengenai siapa diri Anda sebenarnya, diri Anda yang benar-benar baru dan lebih baik tentunya. Anda harus memandang diri Anda sendiri dengan sudut pandang yang benar, sudut pandang yang bisa menghargai siapa diri Anda sendiri. Sehingga, dengan melihat secara benar mengenai siapa diri Anda, maka Anda sudah melakukan langkah awal untuk menuju kepada suatu pembentukan sebuah konsep diri yang baru. Tidak ada kata terlambat, jika itu untuk suatu kebaikan bagi diri Anda sendiri.

Memang bukan suatu hal yang mudah untuk membentuk konsep diri Anda dengan benar sebagaimana keinginan anda; hal ini disebabkan besarnya dan kuatnya pengaruh dari lingkungan sekitar Anda. Pokok terpenting di sini adalah: Anda harus membuat sebuah konsep baru mengenai citra diri Anda sebenarnya, citra diri yang Anda impikan, yang benar-benar Anda inginkan sebagai diri Anda sesungguhnya. Selanjutnya Anda harus berpikir dan bertindak dengan kepercayaan penuh sesuai dengan apa yang menurut Anda benar mengenai siapa diri Anda sesungguhnya;sebagaimana yang sudah Anda programkan sekarang ini.

Sehingga pada akhirnya pikiran bawah sadar Anda akan mengambil alih, karena hukum pikiran kita adalah hukum kepercayaan; dan pikiran bawah sadar kita itu peka dan tanggap terhadap apa saja yang kita pikirkan dengan penuh kepercayaan. Oleh karena itu pada gilirannya Anda akan berpikir dan bertindak sebagaimana konsep diri yang Anda benarkan dan Anda terima dengan rasa percaya yang membetuk keikhlasan, bahwa itu adalah diri Anda yang sejati; sehingga Anda akan benar-benar menjadi diri Anda sendiri sesuai dengan konsep diri yang baru itu. Hal penting yang harus Anda ingat adalah, bahwa begitu pikiran bawah sadar sudah menerima suatu gagasan, maka dengan serta merta pelaksanaannya langsung dimulai.

Menjadi Diri Sendiri

Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang. Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri ke arah mercusuar. Dia mengeluhkan kondisinya, “Aku hanyalah sebuah lampu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap.

Sungguh menyedihkan, memalukan, dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah….Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.”Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana, penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali. Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hampir tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil. Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu, tetapi di sanalah lebih bermanfaab. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain, justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti. Pembaca yang budiman,Hidup kita tentu akan menderita jika merasa diri sendiri selalu lebih rendah dan kecil. Maka, tidak akan tenang hidup jika kita selalu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain dan menganggap orang lain lebih hebat. Apalagi, jika kita kemudian secara membuta mencoba menjadi orang lain.Meniru orang memang sah dan boleh saja. Namun, belajarlah dari orang lain dari sisi yang baik saja, tentu dengan tanpa mengecilkan dan meremehkan diri sendiri.Karena itu, apapun keadaan diri, kita harus senantiasa belajar bersyukur dan tetap bangga menjadi diri sendiri. Selain itu, kita juga butuh melatih dan memelihara keyakinan serta kepercayaaan diri.

Dengan menyadari kekuatan dan kelebihan yang kita miliki, dan mau berjuang selangkah demi selangkah menuju sasaran hidup yang telah kita tentukan, ditambah bekal kekayaan mental yang kita miliki, pastilah kemajuan dan kesuksesan yang lebih baik akan kita peroleh.Jadilah diri sendiri! Be your self!

Senin, 04 Agustus 2008

Semua Jemaat Pada Hadir

Pendeta Resort Memberikan Kue Ulang Tahun pada St. M. br Hutapea

Tortor Selamat

Acara Pembukaan

Pendeta Resort dan Istri mengulosi St. br Harahap

Pendeta Resort dan Guru Jemaat Mangulosi Kel. F. Damanik

Pdt. G.F Tampubolon memberikan arahan pada acara 81 Tahun HKI Pantoan

Tortor Pembuka Acara 81 Tahun HKI Pantoan

Bagi-bagi Kue Ulang Tahun 81 Tahun HKI Pantoan

Selamat Ulang Tahun 81 Tahun HKI Pantoan

Ibadah Pembukaan Pesta Ulang Tahun 81 Tahun HKI Pantoan

Bersukacita atas 81 Tahun HKI Pantoan

Badia ma ngolum ( Yohannes 9 : 1 - 7 )

1. “Asa porsea hamu, Jesus do Kristus, Anak ni Debata; jala asa hamu angka na porsea i dapotan hangoluan marhitehite Goarna” (Joh 20 : 31), i do ianggo sangkap dohot tujuan ni barita nauli nasinurathon ni si Yohannes. Asa sahat tu tujuan i, dibaritahonma angka tanda halongangan na pinatupa ni Jesus dohot angka poda napinodahonNa tu angka na torop. Molo pinatudos tu panurat evanggelium na asing (Matius, Markus, Lukas) boi do taida na so pola nonor disurathon hombar tu parmasana angka barita na masa dohot angka tanda halongangan i. Jala ido na sasintongna, ai ndang na manurat barita na masa be si Yohannes. Ndada songon panurat reportase taringot barita na masa nasida. Alai na naeng pabotohon pangulaon ni Jesus, na pamalumhon ragam ni sahit, paluahon halak na targogot jala patingkoshon pangantusion taringot tu patik ni Debata do. Laos marhite na mambaritahon pangulaon ni Jesus ido panindangion haporseaon nasida taringot tu Jesus Sipaluai. Laho patuduhon haluaon na binoan ni Jesus tu hajolmaon i, dipabotohon panurat evanggelium Johannes on ma huaso ni Jesus maradophon nasa sahit dohot nasa huaso na mambahen parsahiton ni jolma. Dipatuduhon do paboa na manghorhon do haroroni manang kehadiran ni Jesus tu nahumaliangsa. Molo disi Jesus mian, maringanan manang ro manopot sadasada halak manang punguan sai na jumpang ma halongangan isara ni hamamalum ni sahit dohot haluaon sian ragam parungkilon. Nasa pambahenan ni Jesus, HataNa dohot pangulaonNa i do na manghorhon haluaon tu angka na porsea di Ibana. Lapatanna, molo disi mian Jesus jala molo disi tarbege HataNa, na marhuaso do i patupahon haluaon dohot patupa hamamalum ni nasa parsahiton.

2. Adong tolu horong dalan dibahen Jesus laho pamalumhon sahit. Parjolo, dipamalum marhite pangidoan ni halak na marholong ni roha tu na marsahit i. Dipamalum do boru ni si Jarius (Luk 8:40-56), sada dakdanak na solpoton (Luk 9:37-45), suang songon i naposo ni letnan i (Luk 7:1-10). Ndada boru ni si Jairius, manang dakdanak na solpoton i, manang naposo ni letnan na solpoton i na ro tu Jesus, alai halak na asing do, natorasna manang uluanna, na marholong ni roha jala na masihol dihamamalum ni sahit i Marhite sihol ni roha dohot haporseaon nasida i ma dioloi Jesus pangidoan nasida laho pamalumhon sahit i. Paduahon, marhite na mangoloi pangidoan ni na marsahit i sandiri. Adong do na ro tu Jesus mangido asa jumpang hamalumon ni sahitna, isarana parompuan naung sampulu dua taon marsahit bulan (Luk 8:43-48), na huliton (Mat 8:1-4). Na marsahit i sandiri do na ro tu Jesus jala ala haporseaon nasida tu Jesus gabe dilehon hamalumon ni sahitna. Patoluhon, hamamalum ni sahit ni na marsahit i ndada ala na pinangidona alai ala na asi do roha ni Jesus marnida na marsahit i gabe dipamalum sahitna (Luk 13:10-17; Luk 14:1-6). Ndang apala piga dibaritahon di evanggelium Johannes taringot angka na marsahit na pinamalum ni Jesus martimbanghon na sinurat panurat evanggelium na asing, lumobi na sinurathon ni si Lukas. Tolu ma barita hamamalum ni sahit na pinatupa ni Jesus di buku Evanggelium ni si Yohannes {Yesus menyembuhkan anak pegawai istana (Yoh 4 : 46-54); Penyembuhan di kolam Betesda (Yoh 5:1-18); Penyembuhan orang yang buta sejak lahirnya (Yoh 9:1-41)}.

3. Diparadalanan ni Jesus dohot siseannNa, pajumpang nasida dohot sahalak na mapitung tubu. Torop do na mapitung tubu di halak Jahudi na jolo, ala hurang diramoti natorasna haiason ni osoposo i ditingki tubu. Ndang diantusi sisean i dope na boi do songgop sahit tu sada halak ala kelalaian mangaramoti hahipason. Ala ni ma disungkun nasida, ”ale guru, ise do na mardosa, halak on do manang natorasna, umbahen mapitung tubu ?” (ayat 2). Sungkunsungkun ni sisean i ala adong dope pemahaman nasida molo songgop haporsuhon manang parsahiton tu sasahalak, uhum ni dosana do i manang ala dosa ni natorasna. Laos pemahaman na songoni do na adong jala berkembang di alam pemikiran ni halak Jahudi hatiha i. Dialusi Jesus do sungkunsungkun i marhite pandohan ”ndang alani dosana manang dosa ni natorasna (ayat 3). Artina, dipaingot tuhan Jesus do angka siseanNa i aa unang pamurahu manguhumi dohot marnida hahurangan ni donganna. Na naeng dohononNa disi, ”ringkot do mananda diri, ai hamu pe pardosa do”. Jadi laho paingothon jolma na sai pamurahu mamilangi, mamunteni, mengkritik dohot manguhumi hahurangan ni dongan. Majotjothu do jolma sai holan mamareso ulaon ni donganna hape bangkol manangkasi dohot mananda dirina (bd. Mat 7:3 ff). Diayat 5, didok Jesus do, ” Panondang ni portibion do Ahu, tagan di portibion Ahu”, nanidokNa disi molo dijangkon do Jesus gabe panondang ni ngoluna, ndang muramura manguhumi, mamunteni, mengkritik dongan, dna. Unang gabe lalap jolma i menganalisa, memperdebatkan dohot ai manangkasi hape ndang berbuat manang bertindak. Tingki sisaonari do berbuat. Dilehon do arian asa mangula, dilehon do borngin asa maradian. Marlao ro do ari i jala ingkon marujung ulaon i. Ingkon ulahonon ni Jesus do ulaon na jinaloNa sian Debata Ama andorang sahat Ibana tu silang i (ayat 4). Binsan dilehon dope kesempatan/partingkian laho mangula, ingkon ulahonon do i jala unang lalap manungkun dohot memperdebatkan. Ibana do Panondang ni portibion tagan d portibi on Ibana, ndang na mandok terbatas hapanondanganNa. Hot do bana panondang portibion alai kesempatan ni ngolu ni jolma dohot ulaonna di portibion maradophon Panondang i terbatas do. Alani i binsan adong kesempatan pajumpang dohot Panondang i, tajalo ma Ibana. Molo niida na marsahit manang na marstaonon unang sungkun ala ni aha dohot unang uhumi alai sungkun ma ”aha do sibahenonku tu halak on?” songon hapataran ni ulaon ni Debata/ Harajaon ni Debata (ayat 3). Jadi parjumpangan ni Tuhan Jesus dohot sahlak na mapitung tubu i, ndada laho mangalusi sungkunsungkun boasa manang alani aha mapitung ibana alai naeng papataron ni Jesus habalgaon ni Debata tu na mapitung i. Parjumpangan ni na porsea i tu na marsahit dohot na martihas nang dohot na marsitaonon ima laho papataron habalgaon ni Debata. Jad dalan ni Deata do molo pajumpang angka na porsea i tu angka na marsitaonon, martihas, na marsahit, manungguli laho patupahon na denggan songon hataridaan habalgaon ni Debata.

4. Dung dipinsang Tuhan Jesus siseanNa i, ditijuri ma tano i mambahen gambo dingi didalohon gambo i tu mata ni na mapitung i. Disuru ibana marsua tu dano Siloam gabe marnida ma alai ndang porsea angka hombar bagasna naung marnida na mapitung tubu i (ayat 6-9). Dua hali Jesus mamangke tijur laho pamalum na marsahit (bd. Mark 7:33). Ndang alani tijur manang gambo na martijur i gabe malum na mapitung tubu i. Marhte na mamangke cara na songoni dipahibul Tuhan Jesus pos ni roha di na mapitung i. Tarida do panghorhonna, pos do roha ni na mapitung i di Jesus, ai unduk do ibana laho marsuap tu dano Siloam. Jadi godang do panghorhon pos ni roha di na marsahit di pangubation na jinalona. Ndada tijur dohot gambo i na pamalumhon na mapitung tubu i alai pos ni rohana dohot pangoloionna di Jesus do. Haporseaonna do na pamalumhon ibana sian hapitungon i. Jadi molo porsea hita di Jesus gabe Panondang ni ngolunta bolong ma sian hita hagangguon, bangko na patigortigor diri songon halak Jahudi i, bangko na sai mangalului hahurangan, manguhumi dohot na mamunteni dongan. Molo dung di sondangi Panondang i hita, oloanta ma Ibana. Pangoloionta tu Ibana marhite patupahon na denggan tu dongan. Pajangkononta di Ibana do na mangoonjar hita mananda hapitungon n rohanta jala ido na mangonjar hita mangido hamalumon ni hapitungonta i.

5. Torop do nuaeng on halak na dibagasan parsahithon na tongtong masihol dihamamalum ni sahitna. Adong sahit i na boi ubaton, ala laos adong do na so boi ubatan. Jala tung pe boi ubatan, mansai maol situtu hilalaon ala arga ni ubat dohot pangubation. Alai nang pe songoni sai dilului jolma na marsahit nang keluargana do dalan songon dia asa boi malum sahitna. Manang boha pe argana, manang ingkon gadison nama arta asa adong hepeng parubatan, tongtong diusahahon asal ma malum sahit i. Ndada holan tu dokter manang tu rumah sakit na adong diluat on laho mangalului hamamalum ni sahit i sahat do tu Penang, Malaka, dna. Molo tapatudos na diturpuk on tu pangaluluon ni jolma sinuaeng manjalahi hamalumon ni sahit na, dohononta ma basana i Tuhan i, didodo jala didadap do holso ni na marsahit i. Tutu do Ibana pandaoni bolon. Boasa ro Jesus tu na mapitung tubu i so manang dipangido jala ndang ditanda Jesus ? Alusna ala di boto Jesus do harohaonna, unduk dohot serep ni rohana. Di boto Jesus sitaononna dohot sihol ni rohana. Gabe asi ma roha ni Jesus. Tarlumobi ma naeng diajari Tuhan Jesus angka siseanNa i asa unang sai mangalului ”aha do alana” mapitung tubu alai na rumingkot asa dohot nasida papatarhon Harajaon ni Debata marhite parulaonna (”aha do sibahenonhu tu ibana”). Godang halak na marsahit ditingki on dung loja marubat tu sada dokter, pinda muse tu dokter na asing. Sian sada rumah sakit pinda muse tu rumah sakit na asing. Mulana pos do rohana digogo ni tangiangna. Dipangido do nang pandita manang parhalado manangianghon ibana, alai tong do ndang gira malum. Dungi laho ma ibana marubat alternatif. Alai ujungna ndang ubat na pinangkena i be na alternatif, ai dilului ibana ma debata na alternatif, na dirajumi ibana boi pamalumhon sahitna. Ido na pinatupa ni halak angka na mangido hamalumon ni sahit sian Datu pangulpuk, na manabasnabas tambar sipangkeon dohot ragam ni ruhutruhut sidalanhononna. Gabe marlaok ma haporseaonna tu sihapelebeguon. Turpuk on patuduhon tupa ndang sai manigor jumpang hamamalum ni sahit i. Alai molo benget roha manaon sitaonon ala ni sahit i. Jala manghirim hita tu Tuhan i, sai na ro do Ibana mangalehon hamalumon ni sahit. Naeng ma tapangke ariari na nilehon ni Debata gabe tingki pangulaon mangula lomo ni rohaNa, papatarhon habalgaon ni Debata marhite pangulaon na denggan tu angka dongan. A m e n

Ngolu Namarhabadiaon ( 4 Musa 12 : 1 - 16 )

1. Dikitab berbahasa Indonesia digoari do buku 4 Musa on, Kitab Bilangan. Digoari Kitab Bilangan ala godang bindu (pasal) ni kitab on manaringoti sensus di halak Israel na haruar sian tano parhatobanon Misir. Alai adong do na manggoari buku on, ima buku parungutunguton sada bangso ala di buku on godang dipatuduhon ungutungut ni halak Israel dohot angka uluanna dung haruar sian tano Misir andorang sahat tu tano Kanaan (pat. 4 Ms 11, 14, 16 dna). Songon na masa di turpuk on, marungutungut si Miryan dohot si Aron ala dibuat si Musa sahalak parompuan Kus bahen jolmana. Parungut-unguton ni si Miryam dohot si Aron on masa diantara Sinai dohot Kadesy, dung borhat nasida sian daerah dolok Sinai, dung dijalo nasida 10 (sampulu) patik ni Debata di dolok Sinai marhite si Musa. Parungutunguton ni halak Israel i dohot angka uluan nasida pataridahon hahurangporseaan nasida tu Debata. I do umbahen, ndang sude angka pomparan ni Israel na haruar sian tano Misir boi sahat tu tano Kanaan i.
2.
Ayat 1 – 3 : Ndang tangkas dipabotohon di turpuk on manang di angka bindu/pasal na asing, aha do umbahen dibuat si Musa sahalak parompuan Kus bahen jolmana jala ndang tangkas taringot tu si Zipora, soripada ni si Musa, boru ni si Yitro, atik naung marujung ngolu do. Alai na pasti marmungut-mungut do si Aron dohot si Miryam dompak si Musa ala dibuat si Musa boru sian Kus bahen jolmana. Ndang apala taboto ise do parompuan sian Kus on alai na pasti ibana parompuan sileban, ndang sian halak Israel. Isu on ma na dipangke si Aron dohot si Miryam ala mangiburu nasida dompak si Musa. Sasintongna ndang maralasan pangiburuon (kecemburuan) nasida i dompak si Musa. Ai dipillit Debata do nasida na tolu gabe ula-ulaNa marmahani (memimpin) Israel. Ia si Miryam targoar panurirang do jala manguluhon parendeon di Israel, ia si Aron sahalak malim (bd. 2 Ms 15:20; Mik 6:4). Marmungutmungut nasida ala mangiburu di hasolhotan ni si Musa tu Jahowa. Mangiburu nasida ala holan si Musa dijou Debata donganna manghatai, ala holan tu si Musa dipatuduhon Jahowa bohiNa. Ala mangoli i Musa tu parompuan sian Kus, on na di bahen nasida alasan laho mendiskreditkan kepemimpinan ni si Musa dohot na mendikte Debata. Umbege kritikan, intimidasi, provokasi na mendiskredithon dirina i. Sabar do si Musa. Boi do ragam cara dipatupa si Musa laho mamintori dirina. Adong do alasan si Musa tarrimas ala parungutunguton nasida i jala boi do dibaloshon si Musa i. Alai karakter pemimpin na luar biasa do dipatuduhon si turpuk on sian si Musa. Ia si Musa sahalak na sederhana dohot na lambok (ayat 3). Naposo na sederhana jala na lambok dohot serep marroha do si Musa mangulahon ulaon na pinasahat ni Debata tu ibana dibagasan hasetiaon dohot haunduhon tu Debata. Ndang dilului ibana ragam alasan laho mamintori diri dohot mamaloshon na binahen ni si Aron dohot si Miryam i tu dirina.
3. Ayat 4-12. Marnida situasi i, manghatai ma Debata tu nasida asa ruar mandapothon undung-undung parluhutan i jala Debata tuat ma dibagasan ombun na marsijongjong (ayat 4-5). Ndang mamintori diri si Musa di angka hata na ro tu ibana alai Debata do na mamintori naposoNa i (ayat 6-8). Pemberontakan tu Debata do parungutunguton ni si Aron dohot si Miryam i, ai Debata do na mamillit si Musa gabe naposoNa, bebas do Debata mamillit dohot manghatai dohot paadop bohi tu naposoNa i. Parungutunguton ni si Aron dohot si Miryam i manghorhon tu pembunuhan tu karakter si Musa jala marpanghorhon tu parsaoran ni Israel, tarlumobi mendiskreditkan Debata di panjouon dohot pamillitonNa nang di sangkapNa. Ido umbehen tarrimas Jahowa. Masigorgor rimas ni Jahowa tu si Aron dohot si Miryam gabe puruon si Miryam. Ndang dohot si Aron gabe puruon alai holan si Miryam do, ala si Miryam do ra na parjolo sahali marungutungut manang sibingkasi parungutunguton i. Jadi idaonta ma i sian, “yang menyesatkan dan yang disesatkan”. Marbingkas sian na masa tu si Miryam on do ra umbahen digoari Jahudi na marsahit hulit/puruon, ( “sara’ath”), lapatanna na hona bura ni Debata, na hona uhum ni Debata. Ala dirajumi na huliton hona bura ni Debata (bandingkan pula peristiwa pada Gehazi di 2 Raja 5; pat. muse tu 3 Ms 14:2-3)

4. Ayat 13-16 : Holong do roha ni si Musa tu si Miryam, alani do mangangguhi ibana mangelek Jahowa asa dipamalum (ayat 13). Ndang las rohana puruon si Miryam. Dison ma muse hataridaan halambohon dohot serep ni roha ni si Musa, ndang las rohana puruon si Miryam, gariada asi do rohana. Ido umbahen tumatangis ibana jala mangangguhi dompak Debata, asa dipamalum Jahowa si Miryam sian parsahitonna i. Jahowa pe mombun do rimasna, dioloi do pangidoan si Musa i, dipabali si Miryam sian parsaoran ni bangso i 7 (pitu) ari lelengna, dungi pe asa dipamalum. Jolo dipabali do ibana asa dipaias sian hulit i, asa sadar si Miryam di dosana na marungut-ungut.

5.
Uluan na lambok malilung (lemah lembut) dohot na serep marroha (rendah hati) do karakter kepemimpinan ni si Musa. Tarida doi sian na so mangalului pamintorion ibana diparungutunguton ni si Miryam dohot si Aron jala ndang dibaloshon ibana parungutunguton na mendistkredithon kepemimpinanna i, laos songoni dung diuhum Debata si Miryam ala parungutungutonnai marhite parsahiton, ndang las roha ni i Musa di si alai mangangguhi do ibana tu Debata asa dipamalum Debata si Miryam i. Asi ni roha dohot silehon-lehon ni Debata do pamilliton dohot panjouon ni Debata tu dirina, hasetiaonna mangulahon ulaon na pinasahat ni Debata tu dirina manguluhon Israel haruar sian tano Misir, dohot haporseaonna tu Debata i do umbahen ndang olo si Musa mangalusi manang mangalului pamintorion di ungutungut ni si Miryam i. Ai Debata do na mamillit jala manjou ibana marmahani /manguluhon Israel, ndang sian roharohana sandiri. Musa adalah pemimpin yang melayani, artinya dia lebih mengutamakan pelayanan kepada Tuhan daripada mempertahankan kedudukannya atas kritikan yang mendiskreditkannya. Kelembutan hatinya bukan hanya ketika orang bersikap baik tetapi juga ketika ada yang mendiskreditkan dirinya. Biasanya kelembutan hati itu akan pupus bila diri dan hati kita terancam atau disakiti. Tetapi Musa menyerahkan semuanya itu kepada Tuhan karena dia percaya bahwa Tuhan lah yang bertindak untuk membenarkan dan meneguhkan, menghakimi dan menghukum. ”Pemimpin sejati” mesti punya sikap mental seorang pelayan. Mesti punya motivasi seorang abdi. Mesti bersikap dan bertindak bak seorang hamba. Ia adalah pemimpin yang menghamba. Sekaligus, hamba yang memimpin ( pat.Yohanes 13 : 1 ff; Mrk. 10:43-44; I Ptr 5:6
). Pemimpin Kristen berbeda dengan pemimpin alamiah (sekuler/umum) dalam beberapa hal. Pemimpin rohani mengenal Allah, mencari kehendak Allah, menaati kehendak Allah, bergantung pada Allah, mengasihi Allah dan manusia, dan akhirnya memuliakan Allah. Sedangkan pemimpin alamiah hanya mengenal manusia, membuat keputusan sendiri atau organisasi, berusaha mencapai sasaran pribadi atau organisasi, bersandar pada cara-cara sendiri, bergantung pada kuasa dan ketrampilan diri sendiri, mengutamakan hasil kerja dan cenderung mengabaikan manusia Kepemimpinan dalam Kristen menempatkan posisinya di bawah kontrol Kristus. Misalnya, seorang pemimpin Kristen bukan menjadi orang nomor satu dalam gereja, sebab Kristus adalah Kepala Gereja. Ia memimpin namun juga dipimpin oleh Pemimpin Agung, Tuhan Yesus (Yoh. 13:13). Yesus mengajarkan bahwa ciri khas dan kebesaran pemimpin spiritual terletak bukan pada posisi dan kuasanya, melainkan pada pengorbanannya. Hanya melalui melayani, seseorang menjadi besar (Mrk. 10:43-44).

6. Kusta atau Lepra, kuman penyebab kusta kali pertama baru ditemukan pada tahun 1873 oleh Armauer Hansen di Norwegia. Karena itu penyakit ini juga sering disebut penyakit Hansen.atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen. Penyakit Hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh peradaban Tiongkok kuna, Mesir kuna, dan India. Penyakit kusta atau lepra menjadi salah satu penyakit tertua yang hingga kini awet bertahan di dunia. Serangan kuman yang berbentuk batang ini biasanya pada kulit, saraf, mata, selaput lendir hidung, otot, tulang, dan buah zakar. Ada 2 jenis penyakit ini yakni : a). Tipe Basah. Tipe ini dapat menular kepada orang lain. Tanda-tanda: Bercak keputihan atau kemerahan tersebar merata di seluruh badan. Dengan atau tanpa penebalan pada bercak Pada permukaan bercak, sering masih ada rasa bila disentuh dengan kapas. Tanda-tanda permulaan sering berupa penebalan kulit kemerahan pada cuping telinga dan muka. Pengobatan: 12-18 bulan.; b). Tipe Kering.Tipe ini tidak menular tetapi dapat menimbulkan cacat bila tidak segera diobati. Tanda-tanda: Bercak putih seperti panu yang mati rasa. Bila bercak disentuh dengan kapas tidak terasa atau kurang terasa. Pengobatan: 6-9 bulan. Pengobatan yang efektif terhadap penyakit kusta ditemukan pada akhir 1940-an dengan diperkenalkannya dapson dan derivatnya dan diawal tahun 1980 ditemukan pula pengobatan multiobat. Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Selain manusia, hewan yang dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse, dan monyet pemakan kepiting. Faktor ketidakcukupan gizi dan sanitasi yang buruk juga diduga merupakan faktor penyebab. Penyakit ini sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak antara orang yang terinfeksi dan orang yang sehat. Dua pintu keluar dari bakteri M. Leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit dan mukosa hidung. Pintu masuk dari M. Leprae ke tubuh manusia masih menjadi tanda tanya. Saat ini diperkirakan bahwa kulit dan saluran pernapasan atas menjadi gerbang dari masuknya bakteri ini. Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta. India adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil. Penderita kusta di Indonesia pada 2005 berjumlah 196.695 jiwa, namun masih tetap berada di posisi ketiga terbesar di dunia di bawah India dan Brasil. (disadur dari berbagai sumber).

7. Na jolo di halak Batak, sahit na jorbut do dirajumi sahit hulit bali tu na asing, ala bau hulit naung busuk, jala maol malum na jolo. Dao do sian huta di bahen inganan ni na huliton jala molo mate ndang boi boluson kuburanna. Ninna barita, di deba inganan na jolo di tano Batak, pulut do rohana manurbu soposopo dohot na huliton i. Tihas do sahit i na jolo dipomparanna. Alani tung dipaholang jolma do dirina sian na huliton i, ingkon dao sian huta dibahen sopona. Dipasiding halak Batak do na jolo na sahit huliton ala di rajumi nasida ramun dohot ala mura bali sahit i tu na asing. Songoni do nang na di halak Jahudi, ramun do di nasida na huliton i. Ala dirajumi na huliton hona bura ni Debata alani ndang boi na hipas marsaor dohot nasida. Ndang boi jonok na hipas tu na marsahit hulit. Dibalian ni huta do di bahen inganan ni na huliton jala molo mamolus nasida di dalan balobung ingkon huphuphonna bohina huhut jouonna, “ramun, ramun”. Ai halak na marsahit huliton dianggap ramun do I jala di anggap lea do di masyarakat Yahudi. (pat. 3 Ms 14:2-3). Salah satu na naeng dohonon jamita on, haramunon I (hosom, late, elat, pangiburuon, dna) do na paholang jolma sian Debata. Halak na porsea ingkon badia. Hata “badia” disalin sian hata qadosy diparhata Heber, lapatanna, tandi, asing, manang tampil beda. Ingkon asing, tandi ngolu ni na mangihuthon Tuhan i sian ngolu ni na so porsea i. Dipaholang dirina sian haramunon manang dosa. Ingkon badia do jolma i dijolo ni Debata, marhite na paiashon rohana sian haramunon, parungutungut, hosom, late dohot elat. Ingkon jangkonon jala apulan do angka dongan na marsahit (marragam do sahit i : sahit pamatang, psikologis, dna), ndang gabe pasidingon manang pabalion nasida jala leaan. Ndang dipasiding manang dipabali Tuhan Jesus angka na gale jala na dimarjinalhon di masyarakat alai dipamalum Ibana do na marsahit, ditogu-togu Ibana do angka na dimarjinalhon, dna. Saluhutna i laho papatarhon Harajaon ni Debata. Taingot ma Hata ni Tuhan Jesus na mandok, “Situtu do na hudok on tu hamu; Nasa na binahenmuna tu sada sian anggingku angka na metmet on, na tu Ahu do i dibahen hamu!“ (Mat 25:40). A m e n.

Minggu, 03 Agustus 2008

Kita Memang Tak Pernah Bersama

Kita memang tidak pernah bersama-sama, itulah kenapa kita tidak pernah bisa. Untuk bisa adalah soal sederhana. Sepanjang kita bersama-sama. Tetapi untuk bisa bersama itulah kesulitan kita yang sebenarnya. Di Indonesia, mudah sekali menjumpai ibu membuang bayinya, ayah menjarah kehormatan putrinya, dan pekerja menjarah rumah majikannya. Maka jika cuma seorang keponakan bertengkar secara politik dengan pamannya, itu pasti bukan soal istimewa. Jika sebuah partai memecah diri dan membentuk sempalan karena kecewa, pasti telah menjadi barang jamak belaka.

Akhirnya kebersamaan adalah barang paling langka di
Indonesia. Itulah kenapa untuk membangun seruas jalan tol saja, yang lama bukan pembangunanya melainkan pertengkarannya. Apapun sebutannya, entah itu negosiasi, sosialiasasi, ganti rugi... semuanya mudah sekali menjadi penyulut pertengkaran. Jalan tol itu seberapapun panjangnya, ia tetaplah seruas saja di hadapan kepentingan bersama. Tetapi merasa memiliki kepentingan bersama itulah yang kita tidak pernah punya.

Darimana munculnya perasaan yang rawan permusuhan ini? Darimana lagi jika bukan dari rendahnya perasaan saling mempercayai. Sulit saling percaya karena memang sulit sekali mencari pihak yang dipercayai. Bukan tidak ada, tetapi sulit! Yang mudah adalah mencari pihak yang memainkan integritas pribadinya demi keuntungannya sendiri. Dan pihak yang semacam ini, celakanya tak perlu dicari karena dengan mudah ia menampakkan diri.

Mereka bisa muncul di loket-loket fasilitas umum. Dalam pelayanan yang penuh ongkos siluman dan konspirasi. Itulah kenapa pelanggaran dan kesalahan menjadi tidak penting karena melanggar dan membuat kesalahan adalah keputusan yang bisa dinegosiasikan. Dan kita bisa tercengang melihat daftar negosisasi itu memenuhi sekujur ruang mulai dari lembaga tinggi negara sampai lembaga agung negara. Bahkan yang tinggi dan yang agung itu kini yang menjulang cuma tinggal nama-nama mereka. Di kedalaman, mereka mendatangkan sekali kepada publik, sikap kecewa dan rasa tak percaya.

Akhirnya inilah faktanya, bukan kebisaan yang menjadi persoalan kita, tetapi kebersamaan itulah kesulitan utamanya. Lalu dengan undangan apakah agar kebersamaan itu mau kembali mendatangi kita lagi? Mudah saja karena ia cukup diundang dengan kejujuran. Tetapi kita tahu, apakah undangan sederhana ini bisa diperagakan oleh para pemimpin kita.

Sepeda

Mengayunkan sepeda akan menyehatkan. Di tengah udara yang sejuk, saat kita berkeringat, akan membuat diri terasa bugar. Alat transportasi roda dua yang ramah lingkungan ini memang digemari oleh semua usia. Selain penggunaannya yang mudah, sepeda juga banyak diminati karena tidak memerlukan bahan bakar alias hemat BBM. Tapi tahukah Anda, siapa orang pertama yang menggagas sepeda?

Pada tahun 1818, Baron Karls Drais vin Sauerbronn, warga negara Jerman menginginkan alat transportasi yang mudah bagi dirinya untuk menunjang efisiensi kerja sebagai kepala pengawas hutan. Maklum saja, kerena profesinya itu, Baron butuh alat transportasi bermobilitas tinggi. Kemudian, ia pun berinovasi membuat alat transportasi roda dua gabungan antara sepeda dan kereta kuda. Karena bentuk yang demikian, banyak orang menyebutnya dandy horse. Ia sendiri menyebutnya sebagai Velocipede.

Kemudian pada tahun 1839, Krikpatric MacMillan seorang pandai besi menyempurnakan velocipede dengan membuat mesin khusus untuk sepeda yang merupakan pendorong untuk mengaktifkan engkol melalui gerakan untuk mengayuh pedal. Kemudian engkol tersebut digabungkan dengan setang sederhana. Dari tahun ke tahun penyempurnaan sepeda kian berkembang. Salah satunya seperti yang ditemukan oleh Pierre Lallement. Ia membuat lingkaran besi di sekeliling roda yang kini dikenal dengan nama pelek.

Pada tahun 1885, sebuah pabrik sepeda pertama di Coventry didirikan oleh James Starley. Dan sejak saat inilah sepeda semakin dikenal oleh masyarakat. Meski begitu sebenarnya sepeda diperkirakan berasal dari Prancis sejak awal abad ke 18. Alat transportasi ini merujuk pada rancang bangun kendaraan roda dua.

Penemuan-penemuan lainnya menambah daya tarik sepeda seperti rantai maupun setang yang dapat digerakkan. Kini sepeda memiliki beragam jenis seperti sepeda roda tiga, sepeda mini, sepeda balap, sepeda gunung, hingga sepeda elektrik. Apa yang Anda pilih?

Gunting

Untuk memotong kertas, plastik, maupun kain akan lebih mudah jika kita menggunakan gunting. Dengan menggunakan gunting, potongan pun akan terlihat rapi. Kita tinggal mengarahkan gunting tersebut sesuai dengan keinginan... kres..kres...semua akan lebih terlihat rapi. Mudah bukan? Ya, kemudahan seperti ini yang didambakan Robert Hinchliffe sehingga menjadi inspirasi dirinya untuk menciptakan gunting yang kini banyak dipakai orang.

Pada tahun 1761, Robert Hinchliffe menciptakan gunting modern yang kini sudah mendunia. Warga Inggris Raya ini merasa akan lebih praktis memotong jika alat potongnya dapat dimasukkan di jari tangan. Untuk itu ia menciptakan pisau yang di bagian tengah bawah memiliki bulatan yang dapat dimasukan ke jari tangan yang kini dikenal dengan nama gunting.

Kemudian Hinchliffe membuka kedai untuk menjual gunting temuannya di Cheney Square, London. Ia memasang papan tanda yang bertulisan "pembuat gunting paling baik" saat itu. Sejak saat itu, maka kemudian penggunaan gunting makin meluas. Pada tahun 1830 gunting mulai menyebar luas di Eropa.

Meski begitu, sebenarnya jika ditelusuri jejak penggunaan gunting pertama di dunia, awalnya sudah ada pada masa purba. Tepatnya-menurut salah satu versi sejarah-gunting pertama dipakai pada abad 15 sebelum masehi di Mesir. Namun, gunting pada masa tersebut hanya terlihat seperti dua buah pisau yang dijadikan satu.

Mencari kemudahan untuk memotong sesuatu menjadi inspirasi bagi Robert Hincliffe untuk menciptakan gunting. Berbagai upaya dilakukan hingga ia mampu menciptakan pisau yang kemudian dikenal sebagai gunting. Barangkali, inspirasi dari kesulitan seperti yang dialami Robert Hincliffe bisa juga terjadi pada Anda. Siapa tahu, Anda akan dikenal sebagai inovator kelas dunia.

Sumpit

Makan mie akan lebih terasa nikmat jika kita menggunakan sumpit. Ya alat makan yang satu ini memang identik dengan makan serba mie. Dengan menggunakan sumpit, mie yang panjang akan mudah untuk disantap. Selain mie, sumpit juga banyak digunakan untuk menyantap kuetiaw dan makanan lainnya. Bahkan, bagi yang sudah terbiasa, makan sebutir nasi pun dapat dimakan dengan mudah menggunakan sumpit.

Selama ini, sumpit identik dengan makanan dari
China. Tak salah memang. Sebab, konon sumpit berawal dari ide yang terinspirasi dari Konghucu yang hidup pada tahun 551 sampai 479 sebelum masehi. Disebutkan bahwa Konghucu merupakan seorang vegetarian. Umumnya orang menggunakan pisau untuk memotong hewan di pejagalan maupun di dapur. Ajaran Konghucu untuk bervegetarian melahirkan inspirasi untuk menciptakan sumpit dan tidak menggunakan pisau. Inilah awal yang disebutkan orang sebagai masa orang mulai menggunakan sumpit
Di China sendiri, orang-orang sudah menggunakan sumpit
lima ribu tahun yang lalu, tepatnya pada zaman dinasti Shang. Pada masa itu, umumnya mereka masak di wajan yang besar dan pada saat memindahkannya ke tempat makan menggunakan sumpit. Lama-kelamaan seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, sumpit mulai digunakan untuk mencapit makanan di wadah yang kecil. Pengunaan sumpit dianggap mereka akan lebih cepat untuk menyantap sesuatu.

Kini, seiring perkembangan jaman, penggunaan sumpit sebagai alat makan makin tergantikan dengan sendok. Sebab, selain praktis, untuk menyantap makanan berkuah, menggunakan sendok dianggap lebih sopan. Jadi, termasuk yang manakah Anda, pengguna sendok atau sumpit?

Lego

Bermain bongkar pasang balok warna alias LEGO memang mengasyikkan. Permainan ini tidak mengenal batas usia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa senang bermain LEGO. Asyiknya, permainan ini bisa meningkatkan kreativitas karena bermain LEGO membutuhkan imajinasi dan daya pikir pemainnya. Model tertentu yang diinginkan pemain seperti gedung, hewan, kapal, maupun bentuk lainnya menjadi buah karya yang bisa memacu daya pikir otak.

Tahukah Anda bahwa permainan mengasyikkan ini ternyata tercipta dari sebuah perjuangan hidup yang sangat sulit? Adalah Ole Kirk Christiansen, seorang tukang kayu yang berusaha terlepas dari krisis ekonomi yang menjeratnyalah yang justru akhirnya bisa melahirkan permainan kreatif ini.

Pada suatu ketika, pria kelahiran Jutland, Denmark 8 April 1891 ini harus rela kehilangan mata pencarian yang menjadi sumber nafkah bagi anak dan istrinya. Ia nyaris mengalami depresi berat. Namun, tekadnya membuat ia tak larut dalam kesedihan. Ole lantas berusaha keluar dari keterpurukannya dengan mengandalkan keahliannya di bidang perkayuan.

Kemudian, pada tahun 1932 Ole menemukan ide untuk menghasilkan uang dengan membuat mainan dari kayu. Ia menamainya dengan LEGO yang dalam bahasa Denmark disebut dengan "leg godt" yang berarti menyatukan secara bersama-sama. Pada tahun 1935 Ole mulai menjual mainan LEGO pertamanya dengan model bebek-bebekan. Ternyata, mainan Ole ini cukup disuka. Karena itu, usaha mainannya pelan tapi pasti makin berkembang. Inilah yang kemudian mendasarinya mendirikan sebuah perusahaan LEGO.

Ternyata perusahaan LEGO yang ia bangun tidak berjalan dengan mulus. Pada tahun 1944 pabrik LEGO miliknya hangus terbakar. Namun, pengalaman pahitnya membuat ia pantang putus asa. Ole mampu bangkit dengan membangun pabriknya kembali pada tahun 1947. Untuk mengembangkan usahanya, Ole mengeluarkan permainan LEGO yang terbuat dari plastik. Permainan ini pun berkembang luas. Pada tahun 1957 permainan LEGO sudah merambah ke wilayah Eropa seperti Prancis, Belgium, dan Inggris.

Kini permainan LEGO sudah mendunia dengan berbagai macam model yang menarik. Sebuah permainan yang mengasah kreativitas ternyata merupakan buah hasil kerja keras dari seorang tukang kayu untuk mengatasi kesulitan hidup.

Ambulans

Jika seseorang dalam keadaan sakit yang cukup parah, maka ia harus segera dilarikan ke rumah sakit. Sayang, jika penanganannya terlambat, sang pasien bisa meninggal. Karena itulah, mobil angkutan pasien atau lebih dikenal dengan ambulans, kini jadi sarana vitak untuk memberikan pertolongan pertama saat pasien sedang dibawa ke rumah sakit. Dengan fasilitas yang cukup lengkap-bahkan kini ada yang sangat lengkap hingga bisa sekaligus mengoperasi pasien-ambulans mampu menyelamatkan banyak nyawa.

Tentu, kehadiran ambulans menjadi satu solusi yang sangat membantu. Nah, siapa yang mencetuskan ambulans selama ini? Ternyata, "mobil penyelamat" itu muncul sebagai buah kepedulian Dominique-Jean Larrey terhadap para tentara yang terluka.

Di akhir tahun 1700-an Larrey, yang kala itu menjabat sebagai kepala ahli bedah angkatan bersenjata Napoleon dari Perancis, melihat banyaknya prajurit yang terluka setiap hari yang mesti dibawa ke rumah sakit. Ironisnya kebanyakan dari mereka meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Dengan kondisi ini Larrey merasa sangat prihatin. Tentu saja, Larry tidak berdiam diri dalam keprihatinannya, sang dokter ini memutar otak untuk mengatasi persoalan tersebut. Ia pun lantas mendisain sebuah kereta kuda yang memiliki ruangan untuk sang pasien dan dilengkapi dengan tenaga medis di dalamnya. Inilah yang dianggap sebagai cikal bakal ambulans yang pertama di dunia.

Pada masa perang dunia, tepatnya pada tahun 1862, ambulans menjadi sarana transportasi angkatan bersenjata Amerika Serikat untuk membawa prajurit perang yang terluka ke rumah sakit. Tiga tahun kemudian, sebuah rumah sakit komersial Cincinnati mengoperasikan ambulans sebagai alat transportasi untuk membawa para pasiennya ke rumah sakit. Kemudian pada tahun 1899, untuk pertama kalinya ambulans bertenaga mesin dioperasikan, tepatnya di Chicago.

Dengan berkembangnya teknologi, kini ambulans menjadi sarana penyelamat pasien dalam perjalanan. Dan, untuk lebih mempercepat laju kendaraan, ambulans menggunakan sirine sebagai tanda bagi pengemudi lain untuk memberikan jalan.

Ambulans lahir dari keprihatinan seorang dokter terhadap pasiennya. Keprihatinan membuahkan sebuah penemuan yang luar biasa yang dapat membantu sesama. Kini ambulans menjadi alat transportasi utama bagi sang pasien untuk mendapatkan pertolongan selama perjalanannya ke rumah sakit.

Pembangunan Salah Jurusan

Tanpa sebuah kesadaran bersama, jumlah rakyat yang banyak ini, tidak akan sanggup berbuat apa-apa, termasuk dalam mencegah pembangunan yang keliru jurusan dari para pemimpinnya. Di kota-kota yang makin memadat, hampir seluruh tata ruang cuma disesaki oleh kepentingan industri. Begitu ganas industri itu dalam merampas tata-ruang sehingga kepentingan lain itu seolah-olah tidak ada. Bahwa usaha menambah pendapatan daerah itu, seolah-olah boleh saja dianggap lebih penting katimbang kebutuhan rakyat dalam menghirup udara segar.

Di ibu-ibu kota propinsi dan ibu kota kabupaten hingga kota-kota di tingkat kecamatan di Jawa terutama, kanibalisme lingkungan ini makin menemukan semangat yang nyata. Makin banyak alun-alun kota yang harus berubah fungsi menjadi sekadar jalan dan pelebaran tempat-tempat perniagaan. Penghancuran alun-alun ini sungguh sebuah dosa sosial yang berat sekali. Dan mengherankan, jika di era ini, maish ada kepala daerah yang bisa merubah alun-alun kota begitu saja, tanpa negara bisa mencegahnya.

Marilah kita kalkulasi dampak buruk penghancuran ruang-ruang publik sepenting alun-alun ini. Sebuah kota, akan kehilangan oasenya. Oase itu, yang terpenting, bukan sekadar untuk kesehatan paru-paru rakyat, melainkan juga bagi kesehatan jiwa rakyat. Anak-anak akan memiliki kesempatan tumbuh dengan dajar, akan enaggup menyalurkan agresitvitas mereka untuk kemudian berkembang menjadi pribadi yang gembira,

Sumbangan alun-alun itu bagi kesehatan hari publik, pasti besar sekali. Karena cuma di alun-alunlah seluruh penduduk kota punya ruang untuk berkumpul, menyiapkan ritus, baik ritus kejengkelan maupuan ritus kegembiraan. Kejengkelan dan kegembiraan kolektif itu ada dalam setiap masyarakat dan semua butuh dirayakann. Kota yang kehilangan alun-alunnnya, akan kehilangan kemampuan merayakan seluruh perasaannya. Dan jika perasaan itu bernama kejengkelan, ia akan merayap ke mana-mana, jika ia birokrat akan merusak birokrasinya sebagai pelampiasan, jika penganggur akan mudah menjadi kriminal, dan jika ia kepala rumah tangga akan mudah kalap mendamprati anak dan istrinya.

Kini, yang dibutuhkan oleh kota-kota di Indonesia, dari mulai tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan itu, adalah mencegah kenibalisme lingkungan yang berbahaya ini. Selain mencairnya es di kutup utara dan melubangnya lapisan ozon di atas Benua Atartika, harus ada kesadaran publik yang mengawal kehancuran ruang-ruang publik ini, karena tampaknya kekuasaan masih sering abai kepadanya. Naiknya permukaan air laut sungguh tidak sebahaya rakyat yang mudah menjadi marah karena kesulitan merayakan luapan perasaannya.