Minggu, 14 Desember 2008

NATAL: APAKAH ORANG MAJUS MENGANUT ASTROLOGI?


Astrologi dikutuk oleh Alkitab dan dianggap sebagai penyembahan berhala. Namun dalam Matius 2:2 pemberitahuan kelahiran Yesus Kristus kepada orang Majus justru disampaikan melalui penampakan bintang. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Untuk menjawabnya, pertama kita harus mencari tahu definisi astrologi. Kamus menerangkan kata ini sebagai kepercayaan takhyul yang didasarkan kepada pergerakan atau posisi planet dan bintang. Fenomena alam tersebut dianggap sebagai peringatan akan kehendak Allah. Namun entah bagaimana para penganut astrologi dapat menafsirkan fenomena alam tersebut ke dalam pesan yang mengandung peringatan atau menuntut suatu tindakan pencegahan atas peristiwa yang akan terjadi.

Apalagi saat ini horoskop banyak diminati orang. Astrologi dapat melihat bagaimana bintang tertentu dapat mempengaruhi garis kehidupan seseorang. Dari sana juga bisa dilihat baik tidaknya keberuntungan seseorang dalam selang waktu tertentu.

Sebelum kekristenan berkembang, tidak jarang orang beribadah dengan menggabungkan astrologi dengan acara-acara ibadah yang sifatnya ritual. Di lingkungan bangsa Israel, praktek semacam ini dianggap penyembahan berhala dan pelakunya akan dilempari batu sampai mati (Ulangan 17:2-7).

Dalam kasus bintang Natal pada kelahiran Kristus, tidak ada satu pun unsur yang berkaitan dengan astrologi. Bintang yang dilihat orang Majus dari Timur merupakan sebuah pemberitahuan bahwa bayi Yesus telah lahir. Kita mengetahui waktunya dari pernyataan Herodes yang disampaikan kepada pasukannya yang dikirim ke Betlehem, "Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang Majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur 2 tahun ke bawah sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang Majus itu" (Matius 2:16).

Oleh karena bintang itu tampak jelas waktu Yesus lahir, dan inilah tanda yang disediakan bagi orang Majus yang berjalan selama lebih dari satu tahun menuju Yerusalem. Semua itu diberitahukan orang-orang Majus kepada raja Herodes. Saat itu bintang tersebut bukan lagi merupakan tanda akan terjadinya sesuatu melainkan pemberitahuan bahwa sesuatu telah benar-benar terjadi.

Kedua, tak ada penyembahan yang salah alamat maupun unsur takdir dalam perjalanan orang Majus. Semua itu merupakan tanda yang disediakan Allah bagi orang Majus untuk memberitahukan bahwa seorang Raja telah lahir. Karena mereka mengerti bahwa Dia telah ditetapkan untuk memerintah seluruh dunia, termasuk negeri tempat tinggalnya (mungkin Persia, di mana orang majus waktu itu sangat aktif). Bagi mereka, merupakan suatu kehormatan untuk melihat bayi yang dikirim Allah dan ditetapkan menjadi Raja orang Yahudi serta seluruh dunia.

Ketiga, rasanya dapat dipahami jika Kitab Suci menggunakan banyak cara dalam menyampaikan pesan Allah. Termasuk tanda-tanda alam seperti matahari, bulan, dan bintang. Sebagai contoh dalam Injil Matius dikatakan, "Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang dari awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya" (Matius 24:30).

Itulah sebabnya tidak salah jika Allah menggunakan tanda-tanda alam seperti matahari, bulan, dan bintang untuk menyampaikan pesan kepada orang majus.Itulah kemurahan Allah bagi mereka. Namun pada hari raya Pentakosta Rasul Petrus mengutip Yoel 2:28-32 sebagai referensi bagi tanda kedatangan Yesus kedua kali. Ia berkata, "Dan aku akan mengadakan mukjizat-mukjizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu" (Kisah Para Rasul 2:19-20). Manifestasi dari pemberitahuan tentang sesuatu tidak ada dalam astrologi.

"Seperti apakah bintang itu tampak kepada orang-orang Majus?" Ada yang memperkirakan bahwa kejadian itu bukan sesuatu yang biasa sebagaimana layaknya planet atau bintang. Kemungkinan besar terjadi kombinasi warna yang tampak mencolok dan khas. Sementara bintang pada umumnya dapat diidentifikasi karena tak ada sesuatu yang khusus, namun bintang yang satu ini agak berbeda.

Cahayanya terlihat begitu nyata di atas Betlehem sehingga orang-orang bijaksana itu dapat memperkirakan di mana bayi Yesus berada. Hal itu sesuai dengan Firman Tuhan dalam Matius 2:9, "Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada." Bintang tersebut merupakan tanda ilahi yang sengaja dikirim Allah untuk membimbing orang-orang Majus datang kepada Yesus.

Tidak ada komentar: